Sunday 27 December 2015

Jatuh Cinta dan Reaksi Kimia
Entah bagaimana penjelasan ilmiahnya. Yang Axa rasain saat jauh dari buku-buku novel tuh, Axa mendadak menjadi makhluk dingin, insecure, yang sangat amat yakin kalau yang namanya cinta sejati tuh hanya mitos, ilusi, hoax, bualan, shadow, gak konkrit lah pokoknya. Cinta sejati cuma bahasa buatan manusia yang bingung untuk menggambarkan sebuah situasi when terjadi reaksi kimia dalam tubuh sepasang insan jatuh cinta.
Dalam tubuh wanita (saat jatuh cinta) akan memproduksi  hormon yang menghasilkan zat yang bernama Norephrine dan Phenilethylamine yang membuat seorang wanita berbunga-bunga saat jatuh cinta, gak bisa berpikir logis. Juga zat Dopamin yang otomatis terproduksi saat manusia jatuh cinta. Zat-zat tadi memicu zat lain lagi, namanya Zat Oxytoxin yang mendorong manusia untuk bermesraan dan melakukan kontak fisik kepada lawan jenis yang ia cintai. Ah, persetan dengan nama-nama zat tersebut.
-pun dengan longweekend kali ini yang Axa pikir hanya ilusi. Setelah menghabiskan 2 hari yang nyaris tanpa arti di selatan garut bersama cici, 2 hari di sisa longweekend ini Axa pilih melahap novel newest salah satu penulis kesayangan Axa – Om Darwis Tere Liye. Rasanya tidak ada aktivitas yang lebih khidmat, penuh nilai spiritual, bermanfaat, menenangkan daripada baca novel. Bahagia maksimal.
Itu mungkin salah satu jawaban dari lelucon ‘emang bisa jatuh cinta sama orang yang belum pernah kita jumpai sebegininya?’.  Menurut seorang mantan yang gak perlu Axa sebut namanya, jatuh cinta semaksimal ini hanya bisa terjadi kepada seseorang yang dengannya kita sudah terjadi kontak fisik, minimal kissing atau bahkan lebih dari itu. Dulu mungkin Axa percaya sama kata-kata tersebut. Makanya Axa sempat berpikir ‘berarti remaja yang punya prinsip tidak setuju sama pre marital sex tidak ada tahu apa itu jatuh cinta yang sesungguhnya dong ya?’ nyatanya gak begitu.
Nyatanya Axa pernah dibuat berbunga-bunga sama seorang pria hanya karena boohshelves dia di akun goodreads dipenuhi sama koleksi novel-novel keren. Axa bikin kesimpulan dia adalah sosok pria romantis, lembut, bijak, hangat, cerdas, pemimpin, dan entah. Sulit Axa temukan hal buruk dari orang itu. Karena kondisinya Zat Norephrine dan Phenilethylamine dan Dopamin sedang bereaksi dalam tubuh Axa, sulit mencari hal buruk dari orang tersebut. Dan ternyata pria-pria yang hobi baca buku atau novel-novel emang nampak berkali lipat lebih karen dan jantan walaupun sebetulnya lembut. At least, di mata Axa.
Padahal apa sih? Cuma baca novel aja kok, anak esde juga bisa baca. Lalu apa spesialnya pria 20 tahunan baca novel? Simpel, karena saat ini Axa ada di usia tersebut.
Itu pula mengapa berkutat dengan alam selalu mengasyikan, karena Axa ngerasa tingkat sensitif kita makin terasah saat kita bersinggungan langsung dengan alam. Setelahnya, Axa jadi ngerasa lebih mampu masuk ke dalam sebuah cerita dalam sebuah novel. Nikmatin langsung kejadian tersebut. Beda sama film. Dan mungkin memang kebetulan Axa bukan Movreak (pecinta film maksimal garis keras, hehe). Beda sama Ajunk yang pecinta novel sekaligus movreak. Axa menikmati film, tapi novel tetap segalanya. Karena kita bisa nyiptain karekter sendiri dari sebuah tokoh. Kalo film kita hanya tinggal mikir pola ceritanya aja, gak pake usaha menciptakan karakter lagi. Kalo novel, sekali kita males nyipatin karakter, kelar udah bacaan lo, jangan harap bisa lanjut kalo nyiptain karakter bayangan di imajinasi sendiri aja males. Pulang aja, tidur.
Kemarin di pinggir karang, sempat ngebahas cerita ‘Pulang’ om Darwis sama cici dan mama. Kebetulan kemarin Axa belum baca. Tapi itulah bedanya Film dengan Novel (bagi Axa). Kalo film, sekali ada yang nge-spoilerin ceritanya, Axa dah males buat pergi ke bioskop buat nonton tuh film, nanti aja lah nunggu keluar di tivi, atau cari blueray nya aja lah hehe. Tapi tidak dengan novel, semakin di spoiler sama orang laen, Axa malah makin gereget buat baca.
Barusan Ajunk pulang kerja pagi-pagi, Axa langsung cegat dia dengan cerita di ‘Pulang’ om Darwis. Dia dah baca kemarin-kemarin. Axa bilang tadi subuh bangun buat baca buku ini dan marathon gak berhenti sampe jam 10 pagi, dan selesai, sisa 2 bab terakhir yang sengaja Axa sisain buat dibaca sore nanti, karena gak punya agenda lain, hikshikshiks.
Grup diskusi WG Inner Circle –pun sepi 4 hari ini. Kebaca lah ya, mereka lagi pada naik gunung. Dan bisa dipastikan besok grup watsap akan penuh sama foto-foto yang mereka share. Axa dan cici mungkin kebagian ileran doang, mupeng, nasip. Yasudah, hidup emang begitu hahaha.
Sepintas keinget sama gurauan mama di Sayangheulang. “Mama kebayangnya ombak yang debum tinggi-tinggi jam segini tuh kayak anak kecil lagi pada main aja, rame, riuh, emang jam mereka main, lucu, seru, mereka hidup, air itu hidup, kalo anak kecil bakal nangis kalo dilarang main di waktunya main, air –pun.”
Lalu cici menimpali, “makanya gue takut banget sama air daripada api, lebih takut ke laut daripada ke gunung, karena air gak bisa dilawan”.
Axa yang kurang setuju sama cici langsung masuk ke percakapan, “Lu pikir api gak hidup? Gak bernyawa? Dia sama kayak air, angin, udara, pohon, hewan, semuanya hidup, bernyawa, berperasaan, kita gak bisa jahat sama yang manapun, kalo bermain oke lah.”
Kalo pesan mamak’nya Bujang  di buku ‘Pulang’ hanya 2 (hindari makan daging babi/anjing dan hindari minum alkohol) selebihnya bebas mau ber-agama atau tidak, mau jadi orang baik/jahat, bebas. Kalo mama Axa nambah satu lagi larangan buat anaknya; tidak menyakiti makhluk lain (apapun itu; manusia, tumbuhan, hewan, dll). Itulah mengapa Axa prefer bodo amat sama hubungan yang nggak jelas akhir-akhir ini. Sedikit mengulas, beberapa minggu terakhir Axa menjalin entah apa sebutannya, semacam hubungan yang bisa dibilang lebih dari sekedar teman, dengan seorang pria yang menyebut dirinya penikmat novel juga. Axa orang yang enggan in relationship untuk beberapa waktu kedepan, apalagi dengan orang yang tidak sepaham, dengan orang yang nggak percaya bahwa dunia itu luas banget, dengan orang yang terbiasa mengkotak-kotakan pertemanan, dengan orang yang pada umumnya, yang terbiasa men-judge hanya melihat dari satu sudut. Padahal katanya dia novel reader. Kok hobi kode kayak anak pramuka kalo lagi di hutan? Kok kasar?
Bukan, bukan, bukan. Axa juga gak ngaku sebagai pembaca. Axa baru penikmat novel aja. Tapi sedikit paham perubahan psikologis apa yang akan terjadi kalo hobi menikmati novel ini Axa lanjutin, begitupun dengan dia. Untuk itu dengan dinginnya Axa tegaskan ke orang tersebut kalau kita ada di dimensi berbeda. Kita harus belajar saling menghargai, gak mengusik prinsip orang lain. Kalau beberapa minggu lalu Axa memutuskan untuk in relationship sama dia, bukan karena khilaf sih. Mungkin lebih karena Axa mau sok belaga happy. Padahal kita gak bisa maksa diri dengan kalimat kamuflase macam apapun.
Sama kayak yang teriak “Puncak gunung itu bukan target melainkan bonus” padahal itu bohong. “puncak itu target!!” Jadi kalo kita gak sampe puncak berarti kita tetap harus nyoba kembali kesana untuk menuntaskan. Tapi mereka yang pandai membohongi diri sendiri akan menyulapnya dengan kata-kata pertama tadi ‘puncak itu bonus’, lari dari tanggung jawab.
Kita semua di dunia ini belajar guys. Dan dalam proses belajar kita gak bisa bohong. Kalo kita bohong kita gak akan tahu sampai dimana posisi belajar kita. Kalo dengan bohong sama orang lain aja bakal ngerusak mental kita, apalagi bohong sama diri sendiri, tentu akan lebih lebih ngerusak mental kita.
Btw, thanks buat mama dan cici my travelmate. Yakinlah setiap perjalanan selalu ada makna di dalamnya, bagi mereka yang percaya.
Terima kasih bunda Fidarasha yang keep in touch, semoga kita tetap saling mendoakan yang terbaik. Aamiin.
Kira-kira itu sedikit gulatan batin usai baca ‘Pulang’. Axa jatuh cinta, entah kepada apa. Yang jelas bahagia setelah baca. Yang jadi PR, tanggal 31, 1, 2, 3 adalah libur panjang (lagi), dan Axa belum punya buku baru untuk dibaca. Agenda nanjak –pun gak ada, gak ada duit maksudnya, hehe.
Selamat senja tercinta, semoga bahagia selalu menjadi atmosphere hidupmu, aku turut bahagia.

Wednesday 23 December 2015

Sekilas tentang Wanita & Gunung Inner Circle

2015 tinggal 8 hari lagi habis. Entah berapa janji kepada diri sendiri yang belum terceklist. Hutang kepada diri sendiri nyatanya lebih bikin gelisah ya.
Axa seperti biasa, pagi-pagi sudah tiba sendirian di kantor. Menatap barisan gedung-gedung yang mengelilingi menara rajawali. Axa masih sama, masih menikmati suasana tenang dan sepi. Barusan turun sebentar ke lantai 4 untuk ngambil kopi, dan kopi yang Axa cari gak ada. Langsung balik ke lantai 8, males nyari kopi keluar, nanti ajadeh pas jam istirahat sekalian. Atau nitip temen yang lagi otw kantor.
Besok longweekend (24-27 Des), makanya bisa dipastikan kantor hari ini sepi, karena sebagian temen-temen dah pada ambil cuti. Axa –pun nanti malem sepulang kantor hanya pulang ke papaya untuk ganti tas. Letakkan tas kerja, ambil tas liburan, hehe. Larutkan segala lelah dan gundah menjadi sebuah hidangan baru.
Rencananya sambil liburan longweekend ini Axa mau ngerapihin materi meet up buat Januari nanti. Bahan-bahan dan kumpul, dapet tambahan materi dari mba Enno juga untuk diotak-atik lagi supaya lebih padet.
Beberapa bulan kenal sama Inner Circle Wanita&Gunung bikin Axa (lumayan) ngerasa lebih fresh. Karena kisah-kisah yang temen-temen sharing setiap paginya.
Wanita dan Gunung. Yap!! Mungkin sepintas orang akan menggambarkan kami adalah sebuah komunitas berkumpulnya cewek-cewek (belaga) kuat. Semoga kalian bukan termasuk orang-orang yang sok tau ya. Wanita dan Gunung adalah sebuah forum tempat berkumpulnya siapapun (cowok maupun cewek) yang berjiwa lepas, senang berkegiatan alam bebas, dan yang terpenting adalah orang-orang yang sangat senang berbagi pengalaman tentang perjalanan, baik itu saat kopdar, share gambar, ataupun via tulisan (blog, whatsapp, Line, Path, Instagram, dll).
Lalu 2 bulan ini Wanita & Gunung punya kelompok khusus yang disebut Inner Circle WG. Dengan jumlah 37 orang yang fokus dan komitmen untuk sharing tentang kekurangan dan kelebihan dari hasil perjalanan pribadi ke alam bebas apapun itu (entah hiking ke gunung, atau caving, atau sepeda’an downhill gitu, atau wisata laut, dll), tapi mayoritas sih lebih ke gunung ya. Kami ber-37 rajin berkomunikasi via whatsapp grup. Mereka semua asik!! Axa seneng!! Kenapa via whatsapp? Karena kami lokasi kami tersebar di seluruh Indonesia, dan yang tinggal di Depok Cuma Axa sama cici.
Semoga rencana jambore WG Agustus nanti bisa mempertemukan semua anggota Inner Circle WG, aamiin!! Semoga juga jadwal Meet Up bulanan kita berjalan ya guys, jadi traveling terus deh nih Axa!! Yeay!! Semangat yuk ah cari duit buat ongkos, hehe..  Pasti akan seru :D
Dan lagi, hanya karena judulnya ‘Wanita&Gunung’ bukan berati kami Cuma ngobrolin gunung/alam bebas tok. Kami hanya sekumpul cewek-cewek biasa yang penyayang, baper, sulit move on, males mandi (lahahaha), doyan ngobrol, berisik lah pokoknya. Makanya bang Dochae adalah sosok pria super sabar menghadapi kami yang kalo ngobrol suka gak fokus dan keluar tema.
Ya gitu, bang Dochae ngasih satu tema obrolan setiap harinya dan feedback kami harus relevan. Sebisa mungkin kami semua kasih feedback, minimal nyambung, ngerti apa yang dibicarain, gitu.

Meet Up Desember ini Alhamdulillah Axa and cici bisa jumpa sama beberapa nggota Inner WG. Sharing di pejaten, lalu ketemuan lagi di event belajar rock climbing di ragunan. Sebentar, tapi bermanfaat.

Friday 11 December 2015

First Open Mic

Nyaris 2 tahun ini Axa dan Cici Odel rajin nongkrong santai di Coffee Toffee Margonda setiap Rabu malam dari jam 8 sampe hampir tengah malam. Emang ada apa sih disana? Yuhuuu..
Dengan bangga sebagai warga Depok Axa bagi info, bahwa komunitas StandUp Indo Depok rutin ngadain openmic, sebagai ajang belajar bareng buat siapapun yang punya bakat atau minimal punya minat stand up. Siapapun yang mau coba openmic atau sekedar penonton silakan, siapapun!!
Memang, Axa sama Cici emang nggak selalu dateng kesini sih. Tapi, kalo lagi nggak ada kesibukan, dan di kantong megang uang buat jajan juga hehe, kami selalu usahakan buat refreshing nonton temen-temen openmic disini. Kadang kami ngunjungin komunitas standup di wilayah lain. Misalnya komunitas stand up Jakarta Barat. Waktu itu mereka rutin ngadain di Chikapows Palmerah. Hujan deras –pun Axa sama Cici jabanin hehe.
Dan yang bikin bangga sama komunitas standup Depok (bagi Axa), follower twitternya paling banyak, hehe gak penting yah. Tapi bagi Axa asik aja, itu menandakan paling touch sama anggota dan penikmatnya. Terusssss.. lokasi openmic stand up Depok sejak 2 tahun Axa dan cici jadi penonton setia, mereka belom pernah pindah lokasi. Dari dulu hingga kini teteup di Coffee Toffee.
Pokoknya semua komunitas stand up ngadain openmic rata-rata di cafe gitu, makanya kadang bikin mikir mau mampir pas lagi gak megang duit buat jajan ya guys. Tapi tenang aja, banyak kok yang gak jajan sama sekali, hehe :’)
Semakin kesini, nama Stand Up semakin marak. Yang awalnya hanya Metro TV yang punya acara stand Up, di susul sama Kompas TV. Kini  indosiar ngadain kompetisi stand up juga, di lanjut sama  RTV, lalu denger-denger RCTI juga. Waw, luar biasa. Seneng dengernya kalo stand up makin meraja lela, dan melahirkan banyak komika baru. Artinya peminatnya makin banyak, seru.
Hal itu berimbas ke komunitas stand up depok juga dongs. Sekarang tiap Rabu malam Coffee Toffee makin padattttt. Axa dan Cici sampe dapet temen baru juga di Coff Toff (padahal kami cuma penonton setia aja). Namanya Syifaa, dia tidak lebih lama tau dari kami tentang komunitas stand up Depok. Tapi justru dia jauhhhhh lebih berani nyoba, dibanding kami. Hehe
Yahhh begitu lah. Dua tahun ini Axa dan cici selalu hadir di Coffee Toffee di Rabu malam hanya sebagai penonton setia. Menjadi pengagum setia bang Rante dan mungkin beberapa komik unyu seperti bang Sugoi, bang Coki dan komik dengan materi ter-mesum yaitu bang Praz Teguh, kalo soal materi termesum mungkin bang Rante selevel sama bang Praz yaa.. hahaha.
Tapi, setelah 2 tahun hanya menjadi penikmat stand up Depok dan memendam rasa ingin nyoba. Akhirnya Axa dan Cici memberanikan diri untuk nyoba OpenMic, yeapp Rabu malam kemarin. Gilaaaa nguji adrenaline banget. Sensasi deg-deg’an nya itu bikin nagih!!
Inti dari standup comedy kan menyampaikan keresahan yang kita alami pribadi, yang disampaikan dengan cara lucu yang melalui tahapan penulisan, observasi, riset. Dan gimana cara penyampaian atau delivery keresahan kita supaya orang lain bisa nangkep keresahan yang kita maksud. Menertawakan keresahan kita bersama. Hmm, tentunya dibantu sama bahasa tubuh yang perlu latihan.
Aaaaaaaaa.. Puas rasanya udah berani nyoba openmic. Dari 30 comic yang openmic semalem, 4 orang cewek (termasuk Axa dan Cici). Sisanya cowok semua. Dan malam kemarin itu rekor sampe 4 orang cewek yang openmic. Biasanya paling banyak 2 orang doang cewek, itupun dia lagi dia lagi orangnya.
Semoga setelah ini Axa sama Cici makin rajin belajar openmic. Makin rajin baca-baca ilmu tentang standup. Makin rajin join buat nyolongin ilmu mereka-mereka yang udah pada senior. Dan semoga rejeki kami dikasih lancar, supaya bisa nongton standup kesana-kemari. Hehe
Sedih yaa padahal pengen banget nonton standup tunggalnya mas Soleh Solihun di Bandung  12 Desember nanti. Tapi apa boleh dikata, harga tiket masuk 150 ribu itu sama dengan SPP 3 SKS axa, jadi kali ini hanya bisa denger cerita dari temen-temen yang besok nonton aja, ahahaha yakalih.
Thanks cici sang partner setia Axa hingga kini, dalam berbagai medan, dalam berbagai hobi, partner terkomplit Axa. Bisa sharing buku/novel, bisa sharing tentang gunung, sharing ttg traveling, sharing ttg renang, sampe ttg standup, bisa jadi temen gokil-gokilan bareng, temen soal musik, nonton konser nyanyi-nyanyi gak jelas bareng, yang paling yahud adalah kami bisa saling sharing tentang masa depan, apapun itu. Thanks *hugs*

Cc : Cici Odel (Tri Jayanti)
November Rain
2015
November, yep. Sebagian Indonesia sudah memasuki musim penghujan. Alhamdulillah, puji tuhan.
Tanah-tanah yang kering akhirnya tersentuh air, namun tidak dengan hati yang kering. Mungkin musim hujan justru membuatnya semakin kerontang. Yah, alinea pertama saja sudah kubuka dengan kondisi hati layu. Bagaimana alinea seterusnya, tak apa.
Axa mau nostalgia jaman sekolah aja ahh.. J
Kadang kalo lagi sendirian di kamar pepaya, keinget jaman sekolah. Tiap lagi ngerasa sepi di kamar. Tiba-tiba ada aja yang ngetuk pintu kamar, meskipun ngeganggu Axa yang lagi bengong, tapi juga bikin happy. Dua orang rese yang suka tiba-tiba muncul, yep Faris dan Bepe.
Kalo Bepe, entahlah dirinya udah dimana, bagaimana, yang jelas dia pasti baca postingan ini. Jarak kami mungkin nggak jauh, tapi dimensi seolah menjauhkan kami satu sama lain. Gue mana bisa lupa jaman-jaman kita tiap hari bareng, jaman elu makan tidur di pepaya, soooo disturb me, but i miss you so bad!! Jaman dimana kita jualan pulpen berdua, hehe!! Jaman dimana elo nemenin gue waktu gue dan keluarga gue terusir dari pepaya, elo satu-satunya sahabat yang tetep ada buat gue, saat itu!! Meskipun harus nemenin gue tidur di depan ruko sekalipun, elo ada buat gue saat itu!! Jaman kita harus berbagi pacar pertama, hehe!! Zzzzzz apapula. Dimanapun dan bagaimanapun elo saat ini, elo tetep bepenya gue!!
Dua minggu lalu bikin kaget. Jam 10 malem, Axa sendirian di pepaya. Tiba-tiba ada yang ngetuk pintu kamar. Axa pikir, mungkin ayah pulang. Taunya Faris. “aaaaaaa gilaaaa.. Kaget gue, sorry ya gue lagi gak pake baju, elo kok baru keliatan lagi sih ris, jahat, gue tuh nanyain kabar elo ke anak-anak” | “Gue baru tau kabar lo dah gak di cileungsi, kalo tau dari kemarin-kemarin mah gue maen mulu dah kesini” | “Kok lo bisa masuk sih, bukannya pintu depan gue kunci” | “Kunci apaan, orang kebuka gitu, gue masuk aja hahaha”
Bepe dan Faris ini bisa gue sebut temen terhebat di masa sekolah. Kalo anak muda jaman sekarang kan tiap kali mau ketemu atau mau main ke rumah temen, harus ngabarin via telpon/sms/chat atau apalah gitu. Tapi tidak berlaku bagi mereka berdua. Dari jaman sekolah mereka bisa muncul kapan aja depan pintu kamar Axa tanpa notifikasi apapun. Ajaib.
Bahkan mereka berdua pernah sekongkol bikin Axa murka, hehe. Jadi waktu kelas 3 gitu kan, kita lagi sering-seringnya cabut dari kelas –pun Axa. Tapi Axa biasa cabut ke lapangan kumpul sama 2009, gak pulang. Tau-tau Faris sama Bepe cabut dari sekolah, ya Axa pikir palingan pulang.
Begitu sore Axa sampe pepaya, betapa kagetnya pemirsaaaa!! Faris sama Bepe ada di ruang tamu berdua-dua lagi movie marathon. Axa yang kaget, refleks marah-marah.
‘Woy, elo berdua masuk dari mana coba? Pintu masih kekunci gitu!!” | “Lewat jendela kamar lo, orang jendelanya bisa dibuka dari depan gitu” –jawab bepe datar sambil tetep asik nonton film.
Axa yang kesel langsung masuk kamar aja sampe malem, gak menghiraukan mereka berdua. Hehe.. Gak bisa lupa sama tingkah-tingkah rese mereka pada. “Demi bermain bersama, kita luangkan segalanya, merdeka kita.. kita merdekaa” hehe :’)
Moment yang bikin kangen juga adalah, jaman dulu temen gue yang namanya Radit, sering banget dateng ke pepaya malem-malem berdua pacarnya (Namanya Sanny). Tiap mereka berdua ada masalah, Axa jadi semacam wadah mediasi gitu. Jadi cukup mengikuti kisah mereka jaman sekolah.  Sampe akhirnya hubungan pertemanan Axa sama Sanny harus hancur gara-gara kesalah-pahaman sepele, renzo sama sanny bikin kesimpulan kalo Axa ada ‘feel’ spesial ke Radit. Sedih rasanya  kehilangan kepercayaan dari temen tuh. Dan lebih sedihnya (pada saat itu) yang hancur bukan cuma hubungan mereka berdua, tapi juga Axa sama renzo. Yaudah sih ya, syukurnya sampe saat ini hubungan mereka baik-baik aja. Tapi tidak dengan Axa, hehe. Menan lah ya!! Menaaan!!
Bagi Axa itu pelajaran aja sih. Supaya kedepannya bisa mengelola komunikasi lebih baik lagi sama pasangan, entah siapa nanti. Karena kunci dari relationship apapun (entah pacaran, sahabatan, keluarga) ya komunikasi, guys. Ngobrol dan saling bersedia melihat dari berbagai sudut pandang. Belajar bikin keputusan bareng-bareng.
Axa juga mau bilang “Semangat de!!” buat pembaca setia blog ini, sebut saja namanya Mayang Sekar Ayu. Hehe.. Jangan pernah ngerasa diri kita orang yang paling rumit kisah hidupnya, banyak yang lebih rumit dari kamu, aku, dia, mereka. dan yakinlah semua yang kita alamin bakal bikin kita makin dewasa. Terima kasih sudah percaya untuk berbagi kisahmu. Meskipun 2 tahun kita gak ketemu, ternyata we’r still connected!! Ternyata kamu masih stalking blog nggak jelas ini, hehe!! Tuhan memang satu, kita yang tak samaaaaa~ hehe *joged*
Sebetulnya Axa lagi jenuh aja, berapa minggu ini hanya dihabiskan di rumah. Anter jemput Jamal ke stasiun, nonton tivi, beres-beres rumah, tanpa buku bacaan, ya tuhan. Cibiran-cibiran model “emang enak, cari kerja tuh susah, makanya jangan senga” terasa halus aja lewat telinga. BCT.
Oiya, film ‘Relationshit’ 5 hari lagi tayang. Ya tuhannnn, ini film dari novelnya bang Alitt Susanto yang Axa tunggu-tunggu dari tahun lalu. Dan giliran film ini rilis, Axa malah lagi gak punya duit buat ngebioskop, parah. Berasa jadi fans gadungan banget.
But, saat-saat kayak gini makin ngajarin Axa arti bersyukur. Bikin kita tahu mana temen mana sahabat. Temen kan ada pas kondisi kita lagi stabil aja. Sedangkan, sahabat ada di segala kondisi.
Jadi lebih mudah mengucap syukur. Nemu duit dua ribu di kantong baju pas lagi nyetrika baju abang aja udah bikin seneng, mayan buat nambahin beli es kelapa penunda laper, haha. Jadi lebih bersyukur kan? Tuhan punya banyak cara supaya umatnya nginget Dia, aamiin. Semoga gak lama-lama juga tuhan ngajak Axa istirahat begini, hehe :*
I think enough, mau tidur. Soalnya besok pagi nganter Ajunk ke stasiun Citayem pagi-pagi sekaliiiiii..
Have a good sleep xa, aamiin!!

Selamat malam minggu dan selamat malam, kesayangan~
Tita Titu Donor Dadakan
Ya paling nggak beberapa hari ini ngeliat matahari sedikit lah, gak full di kamar.
Hari Rabu lalu Axa sengaja jalan ke daerah Pluit, karena pusing di rumah terus. Jadi dari Depok ke Pluit terus mampir ke Grogol, selama masih rute kereta dan busway, rasanya aman. Soalnya gak pake ongkos, karena bawa kartu jakcard-nya Ajunk, hikshikshiks.. Berhubung flazz Axa saldonya eweuh, mumpung hari Rabu Ajunk libur kerja, Jakcardnya Axa pinjem buat keliling Jakarta tanpa duit cash (selama pake kereta dan busway, hihi)
Habis subuh Axa dah keluar rumah, sengaja supaya gak panas. Naik kereta menuju Cawang, then nyebrang untuk nunggu busway koridor 9 ke arah Pluit. Muacetttt banget. Tapi gak masalah, bukannya emang Axa mau ngebunuh waktu? Hehe
Usai mampir ke sebuah tempat di Pluit, Axa langsung cabut ngebusway koridor 9 lagi, dan berhenti di halte grorol 2, tepatnya di depan universitas Trisakti. Di gelanggang mahasiswa trisakti lagi ada jobfair yang diadakan pihak jobstreet gitu. Free Entry, masuklah kalo gratis, iseng-iseng.
But, ternyata perusahaan borjuis semua, nyaris semua dari mereka buka lowongan dengan kualifikasi tinggi, lulusan minimal D3, malah kebanyakan minta S1, oke Axa salah tempat, hehe. Langsung cabut dari ruangan tersebut.
Tapi gak langsung pulang, niatnya istirahat masih di wilayah kampus. Dan gak sengaja ngeliat ada ruangan PMI yang terintegrasi sama univ Trisakti. Axa yang emang lagi iseng jalan-jalan ngebunuh waktu, dengan sok asik masuk ke unit PMI tersebut. Tepatnya di dekat gerbang kampus A trisakti. Pintu kaca unit PMI tersebut masih  terpampang papan ‘Close’, tapi dari luar terlihat seorang kakek-kakek dan mbak-mbak mungkin usia 20’an lagi ngobrol gitu. Ya Axa masuk aja, toh gak bakal di omelin  juga kan  kayaknya.
“Assalamualaikum” | “Waalaikumsalam.. Ya, ada yang bisa dibantu mba?” Balas si kakek.
“Hmm, masih tutup ya pak?” Tanya Axa ragu.
“Aku mau donor darah sih, Tapi kalo masih tutup nanti aja saya balik lagi, ehehehe” lanjutku spontan.
Karena gerogi, Axa spontan aja ngomong begitu.
“Owh, bisa kok sekarang” Balas si mbak-mbak (yang ternyata ahli medis/suster) yang bertugas di unit PMI tersebut. Disitu Axa meyakinkan diri dengan ucapan dalam hati ‘dont judge the book by it’s cover xaaaa’
Habisnya si mbak tersebut tanpa identitas sama sekali, pake baju santai banget. Kakek petugas administrasi di unit PMI tersebut juga terlihat tenang banget, kayak kakek dan cucu lagi ngobrol berdua aja gitu.
Lalu kakek petugas tersebut nanya, “Kamu sudah pernah donor disini sebelumnya, kita cek dulu ya tensi mu”
Axa langsung ngeluarin kartu donor yang sengaja selalu nyelip di dompet. “Ini pak, aku bawa kartu donor” | “owh, syukurlah, ini kalo begitu kamu tinggal isi form aja, nanti langsung diperiksa darah dan tensinya sama mbak Nova”
Saat isi form, ada beberapa checklist yang bikin Axa senyum-senyum sendiri, haduh kok gak jadi gerogi gini ya.
“Nggak begadang kan semalem mbak?” Tanya mbak Nova saat Axa nyerahin form donor darah.
“Nggak kok mbak” | “Yuk, kita cek tensi dan ambil sampel dulu”
Kami pindah ke ruang sebelah, untuk cek tensi dan ambil sampel darah.
“Alhamdulillah dapet darah A juga hari ini, kebetulan kami lagi cari kak, soalnya lagi sepi yang bersedia donor, sekalinya ada golongan darahnya O, kita kosong nih stok darah A” | “masak sih mbak? Aku kira kalo di kampus gini rame, dah gitu ini kan di pinggir jalan raya besar, banyak orang”
Pokoknya Axa ngomong mulu deh, ngilangin gerogi. “110 tensinya, normal” Lalu Mbak Nova menusukan jarum ke jari tengah Axa, mengambil beberapa tetes darah untuk dicampur ke dua wadah air warna biru gitu, entah cairan apa. Setelah melihat respon darah di dua tabung tersebut baru deh mbak Nova menyatakan, “Oke, bisa diambil nih darahnya” | “Alhamdulillah” | “Boleh cuci lengan dulu di wastafel sebelah kak” | “Oke mbak”
“Berapa mili mbak Nov?” Axa nanya-nanya gak penting supaya jarum yang lagi nyedot darah gak begitu terasa.
“350ml kak” | “nggak satu liter aja mbak, gapapa satu liter juga, kan katanya lagi kosong stoknya hehe”
Mbak Nova hanya membalas cengar-cengir aja. Barangkali dia mikir nih anak gak waras kali, dateng kayak orang ling-lung, udah gitu ngomong mulu. Maap ya mbak Nova.
Sambil nunggu juga, kakek (lupa axa namanya) nyiapin pop mie dan susu cokelat buat Axa. “ini susu dan popmienya, supaya gak lemas habis ambil darah” | “haduh, terima kasih pak, insyaaAlloh nggak lemas kok, sudah sarapan soalnya” | “seduh disini aja kak, gakpapa, gak buru-buru pulang kan?” timpal mbak Nova.
“iya mbak terima kasih, mau langsung pulang aja, makasi ya bisa donor disini ternyata, next time aku rutin kesini aja 3 bulan sekali ya, hehe” | “makasi loh kak” | “saya yang makasi mbak” *rauwis-uwis*
Lucu aja, niat awal ke trisakti mau jalan-jalan ngebolang aja, malah dapet berkah bisa kenal dan ngobrol banyak sama mbak Nova dan kakek (lupa Axa namanya). Alhamdulillah.
Hmm, Axa langsung menuju halte busway Grogol 2. “Ping!!!”
“Siappp bude, Axa langsung otw RS, insyaaAlloh dzuhur dah sampe disana kok” | “Oke”
Ponakan Axa yang bader lucu menggemaskan ‘Daeva Lintang Ni Kairel’ dirawat di RS Mitra Depok dari hari Selasa. Dan mumpung lagi dijalan, sekalian aja langsung, gak usah pulang dulu.
Dari Stasiun Cawang langsung menuju debar, dari stasiun depok baru langsung moving ke RS Mitra. Nemenin Daeva sampe malem di RS sama bundanya Daeva (ka retno) dan bude Wati. Alhamdulillah hari ini Daeva udah bisa istirahat di rumah (Sabtu 14/11/2015).
Ruang rawat khusus balita gitu. Kasur sebelah Daeva itu pasien laki-laki usia 2 tahun, dari siang Axa liat si kecil tersebut cuma ditemani papa-nya. Papa muda, ehehehe. Yaterus, Axa.. plis deh. Bukan.. Bukan.. Axa cuma salut aja sama si papa muda tersebut, bisa ngehandle dan touch banget sama anaknya, sendirian pula. Pas Axa tanya, katanya mama-nya lagi kerja. Tapi sampe malem Axa disitu, mamanya gak muncul juga. Hadohhhh stop xa, ini tulisan jadi kayak ngegosip. Hussshhh.. husshhh..
Alhamdulillah juga, embah uti kami operasi matanya berjalan lancar. Jumat kemarin Axa stay di rumah embah, nemenin cing ros. Karena embah operasi ke RS Asih Ciledug ditemani om Nur dan bude iyah. Semoga embah kami senantiasa diberi sehat sama Alloh. Embah kami satu-satunya :’)
Yang Axa takut kalo di rumah embah itu, cemilannya. Hehe.. Bude Miranti biasanya bikinin pisang goreng sama teh manis hangat kalo Axa nunggin rumah, jadi gak enak hati, hehe. Pisang goreng buatan bude itu enaknya nagih banget, numero uno!! Dibentuk bunga-bunga pula, jadi pas makan ada sensasi romantisnya, hehehehe!!
Malemnya Axa buru-buru pulang ke pepaya. Ajunk dan Abang masuk kerja malem. Hujan deras. Di pepaya sama ayah aja. Sedihnya, ayah tiba-tiba sakit giginya kumat. Biasanya ayah kalo dah sakit gigi itu rusuh, sampe jerit-jerit nahan sakit, serem dan gak tega pokoknya ngelihatnya.
“Tha ada antibiotik nih yah, pake air anget ya, nanti senin kita ke puskesmas aja yah minta obat, udah musim hujan pasti bakal sering kambuh giginya” cemasku.
Kalo jaman Axa sekolah kalo ayah sakit gigi, ada mamah. Sekarang? Mana gak bisa ngelakuin apapun, gak bisa bawa ayah ke dokter pula.

Eitsssss!! Sudah gelap, No more tears!! tidur xa!!
 

Iftitah Axa Template by Ipietoon Cute Blog Design