Tuesday 30 May 2017

Sabtu Senja Bersama Han

Batam, Feb 13rd 2016
Berbincang dengan orang yang baru kita kenal beberapa detik lalu mempunyai keseruan tersendiri, at least bagiku. Dibanding berbincang dengan teman lama yang kadang beberapa dari mereka hanya mengenal wujud dan nama kita, tidak secara emosi. Beberapa dari mereka dengan mudah membuat kesimpulan sendiri tentang diri kita. Yang entah kenapa seringkali kesimpulan yang tidak mampu kuterima. Walaupun memang tidak butuh persetujuanku sih. Itulah mengapa bercerita hal mendalam dengan orang yang baru kukenal beberapa detik selalu ampuh memberi efek tenang.
Sabtu menjelang petang.

Filosofi Lipstick dan Pensil Alis

Sabtu malam, South of Barcelona
Pipinya menempel di meja coffee shop yang sampai nyaris tengah malam masih nampak riuh ramai oleh pengunjung. Para penikmat malam sengaja datang menghabiskan waktu akhir pekan, sambil menikmati gemerlapnya suasana kota bersama kerabat. Tidak dengan Kukuh yang hanya duduk sendiri sejak sore tadi.
Ditemani segelas Manchada. Ia masih hanyut mengetuk ngetuk dua benda keramat yang mengganggu pikirannya sejak tujuh tahun silam. Sekelebat kenangan obrolan hangat di gubuk belakang rumah bersama ibu, terlintas begitu saja. Semakin jelas.
“Kenapa aku perlu ini bu? Kenapa kaum kita perlu benda ini? Sejujurnya aku tak suka harus selalu membawanya dalam tasku”.
“Segitu sombongnya kah kau puteriku?” tanggap ibu halus.
“Kenapa sombong ibu? Apa kaitannya dengan lipstick dan pensil alisku?”

Love like a poem, not always rhymed

Kediri
Aku mencintaimu seperti puisi
Berurutan bersusunan penuh bait
Meski tak selalu berakhiran sama layaknya sajak

Begini Kediri,
30 hari lalu
Aku masih ragu padamu
Bukankah ragu acap menjadi awal jatuh hati

Asparaga
Kamu tidak tahu
Aku belum pernah abai
Menghitung anak tangga asrama

Friday 12 May 2017

Ten Days Sold

Hari ini menjadi jawaban atas kekhawatiran yang melanda arounds 10 days ago. Setiba kaki ini di sebuah stasiun yang asing buat saya. Hmm, mungkin tidak begitu asing. Karena sebelumnya saya pernah singgah di kota ini untuk beberapa jam. Tapi tidak untuk kali ini. Kali ini akan terasa panjang. Begitu pikirku 10 hari lalu.
Aku menelusuri lorong kereta api pagi itu, dengan gembolan tas keril penuh sesak dan sebuah tas ransel kecil di dadaku. Terlihat merepotkan jelas. Ya, tapi itulah moving up. Itulah growing up. Selalu ada rasa tidak nyaman saat kita tumbuh. Di pelataran stasiun sahabatku sudah menunggu, menjemputku. Sebuah Luxio hitam berhenti tepat
 

Iftitah Axa Template by Ipietoon Cute Blog Design