Beberapa
Pelajaran Hidup di Pekan Menyebalkan
Axa selalu
meng-amin-kan bahwa seluruh kejadian di dunia ini netral bagi semesta. Nggak ada
keberuntungan, juga nggak ada yang namanya Sial. Bagi semesta semua kejadian netral,
kita sendiri lah yang melakukan judgement atas kejadian tersebut. Makanya Axa
sebagai manusia menjudge minggu ini merupakan minggu yang kurang baik (bagiku).
Apa kubilang,
pelajaran hidup itu ada dimana mana. Tak menutup kemungkinan di media sosial
yang nggak begitu favorit bagi kita. Kadang hanya quotes asal ketik, numpang
lewat, bikin kita merenung, bahkan semalaman nggak bisa tidur.
Contohnya, beberapa
detik lalu iseng scroll recent update bbm. Salah satu temanku, seorang pria
pecinta alam, bahkan mungkin ia seorang pengabdi alam juga, melihat kontribusi
ia diberbagai kegiatan perlindungan alam, rehabilitasi, dll. Axa senang dengan
nama panggilan dia yang hanya 3 huruf itu. Ah tak penting lah ya, ndak ada
hubungannya dengan quotes dia beberapa detik lalu. Hehe
Ini yang dia tulis, “Meminta maaf tak membuktikan kesalahan
apapun, hanya saja kita menunjukan siapa yang lebih mengerti situasi yang ada,
yang sedang terjadi”
Axa pernah ngepost
tentang power of Maaf kalo ndak salah. Tapi baru dapet kalimat tersebut dari
quotes temenku itu. Terima kasih sudah tanpa sadar menambahkan bendahara kalimat
untuk barisan tulisan, untuk paragraf tak berarti yang Axa tulis demi membunuh
waktu.
Dari quotes tentang Maaf
itu, Axa sangat appreciate terhadap ucapan maaf, semoga kita semua termasuk
orang-orang yang menghargai arti maaf, Bukan yang sekedar mengucap Maaf hanya
demi ‘Supaya Cepet Kelar Masalah’. Bukan seperti itu, tapi permintaan maaf yang
mengartikan kita mengerti kondisi yang terjadi, dan diiringi Maaf itu sendiri.
Pelajaran hidup kedua
di minggu ini berawal dari kaki kiri yang sempat bolong, jatuh dari kereta
commuter line Selasa lalu. Ditambah keesokan harinya lagi bawa motor pelan,
tiba-tiba ditabrak taksi dari belakang. Hmm, motor tua yang malang. Dua hari
yang malang buatku. Ah mungkin aku perlu cerita ke Ayah. Dengan lemas Axa
mengarahkan motor beat tua ini ke Pepaya buat ketemu ayah dan cerita kejadian
dua hari ini.
“Yah, semalam di
stasiun UI Tha kehilangan sadar yah, oleng, jatoh kelempar dari kereta sampe ke
peron, pas dicek kaki kirinya ada masalah sedikit, hehe. Ehhh barusan lagi bawa
motor pelan gitu ditabrak taksi yah, ya ampun”
Yunno, bokap jawab
apa? “Wih, kayaknya kurang dzikir tuh, makanya dimana-mana dzikir terus, ayah
juga kalo lagi bawa kendaraan kelupaan dzikir ada aja yang kejadian nggak
enaknya, di kereta juga daripada bengong harusnya dzikir terus, yakin deh
dilindungin”
“Hmm, iya kayaknya ya.
Kebetulan kemarin malem teh lemes banget balik dari rumah sakit dharmais,
macet-macetan di transjakarta pula”
“iya, dibanyakin
dzikirnya”
Hehe, ngerti kan apa
pelajarannya.
Ada lagi nih pelajaran
yang tersirat minggu ini, Axa lagi scroll timeline, lalu ngeliat ada followernya
mas Alitt yang ngebahas soal Maria. Pikiran Axa langsung terbang ke cara
pandang Maria. Apalagi kata-kata dia soal hobi, “nggak apa-apa uang kamu habis
buat hobi, tapi pastikan hobi kamu itu bikin semangat buat kamu ngumpulin uang
lagi, yang udah kamu habiskan buat hobi-hobi kamu itu”
Axa jadi kepikiran
soal trip yang tinggal menghitung hari. 3 tahun ini, tiap bulan Mei ada trip
yang perlu perhatian lebih karena ngeluarin uang tidak seperti tamasya standar.
Nggak tau deh bagi orang lain mah, yang jelas bagi Axa nominal buat jalan-jalan
Mei ini cukup cukup luar biasa. Dan dari nasehat tersirat kak Maria tsb, bikin
Axa janji ke diri sendiri untuk melipatgandakan semangat setelah perjalanan Mei
besok.
Janji ke diri sendiri
untuk cari kerja lagi, menyusun semangat lagi, karena untuk sesuatu yang luar
biasa (untuk hal ini hobi), kadang kita perlu berkorban lebih dari biasanya
(untuk hal ini uang dan pekerjaan).
Kemarin Cici Odel
(Tri jayanti) sempet ngeluh soal time-table dia yang berantakan, skripsi, meet
up, dll. Kata dia nggak sesuai rencana awal. Axa cuma bisa ngefeedback “kalo
bisa ditebak, bukan hidup namanya, tapi harus selalu bikin rencana” Soal di
approve atau nggak sama tuhan, urusan belakangan. Dan lagi sebagai manusia
harus selalu siap kalo proposal kita gak di approve sama tuhan, siap mental,
dan siap strategi lain. Ajukan lagi, kalo gak di approve juga, bikin lagi
proposal revisi, begitu terus sampe ketemu klik-Nya.
Belajar memaafkan
diri sendiri saat ngalamin kegagalan juga. Maafin diri sendiri bukan berati
kita nyerah kok. cuma kita tahu posisi dan kapasitas diri kita aja.
Selamat siang~
coba cari tahu ttg kehidupan kedepan yg akan di alami,tentunya bukan ke tukang ramal tapi dari pedoman hidupmu yaitu kitab suci dan hadist
ReplyDeletetak sadar kita selalu menyalahkan keadaan padahal kita makin hari harus makin waspada ttg kehidupan yang bakalan terjadi yg akan kita lewati
ReplyDeleteperjalanan hidup ada fasenya atau kurunnya atau umurnya dimana kita harus menyesuaikan tentunya dengan kaidah yang sdh di tunjukan di pegangan hidup kita
ReplyDelete