Sunday 27 December 2015

Jatuh Cinta dan Reaksi Kimia
Entah bagaimana penjelasan ilmiahnya. Yang Axa rasain saat jauh dari buku-buku novel tuh, Axa mendadak menjadi makhluk dingin, insecure, yang sangat amat yakin kalau yang namanya cinta sejati tuh hanya mitos, ilusi, hoax, bualan, shadow, gak konkrit lah pokoknya. Cinta sejati cuma bahasa buatan manusia yang bingung untuk menggambarkan sebuah situasi when terjadi reaksi kimia dalam tubuh sepasang insan jatuh cinta.
Dalam tubuh wanita (saat jatuh cinta) akan memproduksi  hormon yang menghasilkan zat yang bernama Norephrine dan Phenilethylamine yang membuat seorang wanita berbunga-bunga saat jatuh cinta, gak bisa berpikir logis. Juga zat Dopamin yang otomatis terproduksi saat manusia jatuh cinta. Zat-zat tadi memicu zat lain lagi, namanya Zat Oxytoxin yang mendorong manusia untuk bermesraan dan melakukan kontak fisik kepada lawan jenis yang ia cintai. Ah, persetan dengan nama-nama zat tersebut.
-pun dengan longweekend kali ini yang Axa pikir hanya ilusi. Setelah menghabiskan 2 hari yang nyaris tanpa arti di selatan garut bersama cici, 2 hari di sisa longweekend ini Axa pilih melahap novel newest salah satu penulis kesayangan Axa – Om Darwis Tere Liye. Rasanya tidak ada aktivitas yang lebih khidmat, penuh nilai spiritual, bermanfaat, menenangkan daripada baca novel. Bahagia maksimal.
Itu mungkin salah satu jawaban dari lelucon ‘emang bisa jatuh cinta sama orang yang belum pernah kita jumpai sebegininya?’.  Menurut seorang mantan yang gak perlu Axa sebut namanya, jatuh cinta semaksimal ini hanya bisa terjadi kepada seseorang yang dengannya kita sudah terjadi kontak fisik, minimal kissing atau bahkan lebih dari itu. Dulu mungkin Axa percaya sama kata-kata tersebut. Makanya Axa sempat berpikir ‘berarti remaja yang punya prinsip tidak setuju sama pre marital sex tidak ada tahu apa itu jatuh cinta yang sesungguhnya dong ya?’ nyatanya gak begitu.
Nyatanya Axa pernah dibuat berbunga-bunga sama seorang pria hanya karena boohshelves dia di akun goodreads dipenuhi sama koleksi novel-novel keren. Axa bikin kesimpulan dia adalah sosok pria romantis, lembut, bijak, hangat, cerdas, pemimpin, dan entah. Sulit Axa temukan hal buruk dari orang itu. Karena kondisinya Zat Norephrine dan Phenilethylamine dan Dopamin sedang bereaksi dalam tubuh Axa, sulit mencari hal buruk dari orang tersebut. Dan ternyata pria-pria yang hobi baca buku atau novel-novel emang nampak berkali lipat lebih karen dan jantan walaupun sebetulnya lembut. At least, di mata Axa.
Padahal apa sih? Cuma baca novel aja kok, anak esde juga bisa baca. Lalu apa spesialnya pria 20 tahunan baca novel? Simpel, karena saat ini Axa ada di usia tersebut.
Itu pula mengapa berkutat dengan alam selalu mengasyikan, karena Axa ngerasa tingkat sensitif kita makin terasah saat kita bersinggungan langsung dengan alam. Setelahnya, Axa jadi ngerasa lebih mampu masuk ke dalam sebuah cerita dalam sebuah novel. Nikmatin langsung kejadian tersebut. Beda sama film. Dan mungkin memang kebetulan Axa bukan Movreak (pecinta film maksimal garis keras, hehe). Beda sama Ajunk yang pecinta novel sekaligus movreak. Axa menikmati film, tapi novel tetap segalanya. Karena kita bisa nyiptain karekter sendiri dari sebuah tokoh. Kalo film kita hanya tinggal mikir pola ceritanya aja, gak pake usaha menciptakan karakter lagi. Kalo novel, sekali kita males nyipatin karakter, kelar udah bacaan lo, jangan harap bisa lanjut kalo nyiptain karakter bayangan di imajinasi sendiri aja males. Pulang aja, tidur.
Kemarin di pinggir karang, sempat ngebahas cerita ‘Pulang’ om Darwis sama cici dan mama. Kebetulan kemarin Axa belum baca. Tapi itulah bedanya Film dengan Novel (bagi Axa). Kalo film, sekali ada yang nge-spoilerin ceritanya, Axa dah males buat pergi ke bioskop buat nonton tuh film, nanti aja lah nunggu keluar di tivi, atau cari blueray nya aja lah hehe. Tapi tidak dengan novel, semakin di spoiler sama orang laen, Axa malah makin gereget buat baca.
Barusan Ajunk pulang kerja pagi-pagi, Axa langsung cegat dia dengan cerita di ‘Pulang’ om Darwis. Dia dah baca kemarin-kemarin. Axa bilang tadi subuh bangun buat baca buku ini dan marathon gak berhenti sampe jam 10 pagi, dan selesai, sisa 2 bab terakhir yang sengaja Axa sisain buat dibaca sore nanti, karena gak punya agenda lain, hikshikshiks.
Grup diskusi WG Inner Circle –pun sepi 4 hari ini. Kebaca lah ya, mereka lagi pada naik gunung. Dan bisa dipastikan besok grup watsap akan penuh sama foto-foto yang mereka share. Axa dan cici mungkin kebagian ileran doang, mupeng, nasip. Yasudah, hidup emang begitu hahaha.
Sepintas keinget sama gurauan mama di Sayangheulang. “Mama kebayangnya ombak yang debum tinggi-tinggi jam segini tuh kayak anak kecil lagi pada main aja, rame, riuh, emang jam mereka main, lucu, seru, mereka hidup, air itu hidup, kalo anak kecil bakal nangis kalo dilarang main di waktunya main, air –pun.”
Lalu cici menimpali, “makanya gue takut banget sama air daripada api, lebih takut ke laut daripada ke gunung, karena air gak bisa dilawan”.
Axa yang kurang setuju sama cici langsung masuk ke percakapan, “Lu pikir api gak hidup? Gak bernyawa? Dia sama kayak air, angin, udara, pohon, hewan, semuanya hidup, bernyawa, berperasaan, kita gak bisa jahat sama yang manapun, kalo bermain oke lah.”
Kalo pesan mamak’nya Bujang  di buku ‘Pulang’ hanya 2 (hindari makan daging babi/anjing dan hindari minum alkohol) selebihnya bebas mau ber-agama atau tidak, mau jadi orang baik/jahat, bebas. Kalo mama Axa nambah satu lagi larangan buat anaknya; tidak menyakiti makhluk lain (apapun itu; manusia, tumbuhan, hewan, dll). Itulah mengapa Axa prefer bodo amat sama hubungan yang nggak jelas akhir-akhir ini. Sedikit mengulas, beberapa minggu terakhir Axa menjalin entah apa sebutannya, semacam hubungan yang bisa dibilang lebih dari sekedar teman, dengan seorang pria yang menyebut dirinya penikmat novel juga. Axa orang yang enggan in relationship untuk beberapa waktu kedepan, apalagi dengan orang yang tidak sepaham, dengan orang yang nggak percaya bahwa dunia itu luas banget, dengan orang yang terbiasa mengkotak-kotakan pertemanan, dengan orang yang pada umumnya, yang terbiasa men-judge hanya melihat dari satu sudut. Padahal katanya dia novel reader. Kok hobi kode kayak anak pramuka kalo lagi di hutan? Kok kasar?
Bukan, bukan, bukan. Axa juga gak ngaku sebagai pembaca. Axa baru penikmat novel aja. Tapi sedikit paham perubahan psikologis apa yang akan terjadi kalo hobi menikmati novel ini Axa lanjutin, begitupun dengan dia. Untuk itu dengan dinginnya Axa tegaskan ke orang tersebut kalau kita ada di dimensi berbeda. Kita harus belajar saling menghargai, gak mengusik prinsip orang lain. Kalau beberapa minggu lalu Axa memutuskan untuk in relationship sama dia, bukan karena khilaf sih. Mungkin lebih karena Axa mau sok belaga happy. Padahal kita gak bisa maksa diri dengan kalimat kamuflase macam apapun.
Sama kayak yang teriak “Puncak gunung itu bukan target melainkan bonus” padahal itu bohong. “puncak itu target!!” Jadi kalo kita gak sampe puncak berarti kita tetap harus nyoba kembali kesana untuk menuntaskan. Tapi mereka yang pandai membohongi diri sendiri akan menyulapnya dengan kata-kata pertama tadi ‘puncak itu bonus’, lari dari tanggung jawab.
Kita semua di dunia ini belajar guys. Dan dalam proses belajar kita gak bisa bohong. Kalo kita bohong kita gak akan tahu sampai dimana posisi belajar kita. Kalo dengan bohong sama orang lain aja bakal ngerusak mental kita, apalagi bohong sama diri sendiri, tentu akan lebih lebih ngerusak mental kita.
Btw, thanks buat mama dan cici my travelmate. Yakinlah setiap perjalanan selalu ada makna di dalamnya, bagi mereka yang percaya.
Terima kasih bunda Fidarasha yang keep in touch, semoga kita tetap saling mendoakan yang terbaik. Aamiin.
Kira-kira itu sedikit gulatan batin usai baca ‘Pulang’. Axa jatuh cinta, entah kepada apa. Yang jelas bahagia setelah baca. Yang jadi PR, tanggal 31, 1, 2, 3 adalah libur panjang (lagi), dan Axa belum punya buku baru untuk dibaca. Agenda nanjak –pun gak ada, gak ada duit maksudnya, hehe.
Selamat senja tercinta, semoga bahagia selalu menjadi atmosphere hidupmu, aku turut bahagia.

Wednesday 23 December 2015

Sekilas tentang Wanita & Gunung Inner Circle

2015 tinggal 8 hari lagi habis. Entah berapa janji kepada diri sendiri yang belum terceklist. Hutang kepada diri sendiri nyatanya lebih bikin gelisah ya.
Axa seperti biasa, pagi-pagi sudah tiba sendirian di kantor. Menatap barisan gedung-gedung yang mengelilingi menara rajawali. Axa masih sama, masih menikmati suasana tenang dan sepi. Barusan turun sebentar ke lantai 4 untuk ngambil kopi, dan kopi yang Axa cari gak ada. Langsung balik ke lantai 8, males nyari kopi keluar, nanti ajadeh pas jam istirahat sekalian. Atau nitip temen yang lagi otw kantor.
Besok longweekend (24-27 Des), makanya bisa dipastikan kantor hari ini sepi, karena sebagian temen-temen dah pada ambil cuti. Axa –pun nanti malem sepulang kantor hanya pulang ke papaya untuk ganti tas. Letakkan tas kerja, ambil tas liburan, hehe. Larutkan segala lelah dan gundah menjadi sebuah hidangan baru.
Rencananya sambil liburan longweekend ini Axa mau ngerapihin materi meet up buat Januari nanti. Bahan-bahan dan kumpul, dapet tambahan materi dari mba Enno juga untuk diotak-atik lagi supaya lebih padet.
Beberapa bulan kenal sama Inner Circle Wanita&Gunung bikin Axa (lumayan) ngerasa lebih fresh. Karena kisah-kisah yang temen-temen sharing setiap paginya.
Wanita dan Gunung. Yap!! Mungkin sepintas orang akan menggambarkan kami adalah sebuah komunitas berkumpulnya cewek-cewek (belaga) kuat. Semoga kalian bukan termasuk orang-orang yang sok tau ya. Wanita dan Gunung adalah sebuah forum tempat berkumpulnya siapapun (cowok maupun cewek) yang berjiwa lepas, senang berkegiatan alam bebas, dan yang terpenting adalah orang-orang yang sangat senang berbagi pengalaman tentang perjalanan, baik itu saat kopdar, share gambar, ataupun via tulisan (blog, whatsapp, Line, Path, Instagram, dll).
Lalu 2 bulan ini Wanita & Gunung punya kelompok khusus yang disebut Inner Circle WG. Dengan jumlah 37 orang yang fokus dan komitmen untuk sharing tentang kekurangan dan kelebihan dari hasil perjalanan pribadi ke alam bebas apapun itu (entah hiking ke gunung, atau caving, atau sepeda’an downhill gitu, atau wisata laut, dll), tapi mayoritas sih lebih ke gunung ya. Kami ber-37 rajin berkomunikasi via whatsapp grup. Mereka semua asik!! Axa seneng!! Kenapa via whatsapp? Karena kami lokasi kami tersebar di seluruh Indonesia, dan yang tinggal di Depok Cuma Axa sama cici.
Semoga rencana jambore WG Agustus nanti bisa mempertemukan semua anggota Inner Circle WG, aamiin!! Semoga juga jadwal Meet Up bulanan kita berjalan ya guys, jadi traveling terus deh nih Axa!! Yeay!! Semangat yuk ah cari duit buat ongkos, hehe..  Pasti akan seru :D
Dan lagi, hanya karena judulnya ‘Wanita&Gunung’ bukan berati kami Cuma ngobrolin gunung/alam bebas tok. Kami hanya sekumpul cewek-cewek biasa yang penyayang, baper, sulit move on, males mandi (lahahaha), doyan ngobrol, berisik lah pokoknya. Makanya bang Dochae adalah sosok pria super sabar menghadapi kami yang kalo ngobrol suka gak fokus dan keluar tema.
Ya gitu, bang Dochae ngasih satu tema obrolan setiap harinya dan feedback kami harus relevan. Sebisa mungkin kami semua kasih feedback, minimal nyambung, ngerti apa yang dibicarain, gitu.

Meet Up Desember ini Alhamdulillah Axa and cici bisa jumpa sama beberapa nggota Inner WG. Sharing di pejaten, lalu ketemuan lagi di event belajar rock climbing di ragunan. Sebentar, tapi bermanfaat.

Friday 11 December 2015

First Open Mic

Nyaris 2 tahun ini Axa dan Cici Odel rajin nongkrong santai di Coffee Toffee Margonda setiap Rabu malam dari jam 8 sampe hampir tengah malam. Emang ada apa sih disana? Yuhuuu..
Dengan bangga sebagai warga Depok Axa bagi info, bahwa komunitas StandUp Indo Depok rutin ngadain openmic, sebagai ajang belajar bareng buat siapapun yang punya bakat atau minimal punya minat stand up. Siapapun yang mau coba openmic atau sekedar penonton silakan, siapapun!!
Memang, Axa sama Cici emang nggak selalu dateng kesini sih. Tapi, kalo lagi nggak ada kesibukan, dan di kantong megang uang buat jajan juga hehe, kami selalu usahakan buat refreshing nonton temen-temen openmic disini. Kadang kami ngunjungin komunitas standup di wilayah lain. Misalnya komunitas stand up Jakarta Barat. Waktu itu mereka rutin ngadain di Chikapows Palmerah. Hujan deras –pun Axa sama Cici jabanin hehe.
Dan yang bikin bangga sama komunitas standup Depok (bagi Axa), follower twitternya paling banyak, hehe gak penting yah. Tapi bagi Axa asik aja, itu menandakan paling touch sama anggota dan penikmatnya. Terusssss.. lokasi openmic stand up Depok sejak 2 tahun Axa dan cici jadi penonton setia, mereka belom pernah pindah lokasi. Dari dulu hingga kini teteup di Coffee Toffee.
Pokoknya semua komunitas stand up ngadain openmic rata-rata di cafe gitu, makanya kadang bikin mikir mau mampir pas lagi gak megang duit buat jajan ya guys. Tapi tenang aja, banyak kok yang gak jajan sama sekali, hehe :’)
Semakin kesini, nama Stand Up semakin marak. Yang awalnya hanya Metro TV yang punya acara stand Up, di susul sama Kompas TV. Kini  indosiar ngadain kompetisi stand up juga, di lanjut sama  RTV, lalu denger-denger RCTI juga. Waw, luar biasa. Seneng dengernya kalo stand up makin meraja lela, dan melahirkan banyak komika baru. Artinya peminatnya makin banyak, seru.
Hal itu berimbas ke komunitas stand up depok juga dongs. Sekarang tiap Rabu malam Coffee Toffee makin padattttt. Axa dan Cici sampe dapet temen baru juga di Coff Toff (padahal kami cuma penonton setia aja). Namanya Syifaa, dia tidak lebih lama tau dari kami tentang komunitas stand up Depok. Tapi justru dia jauhhhhh lebih berani nyoba, dibanding kami. Hehe
Yahhh begitu lah. Dua tahun ini Axa dan cici selalu hadir di Coffee Toffee di Rabu malam hanya sebagai penonton setia. Menjadi pengagum setia bang Rante dan mungkin beberapa komik unyu seperti bang Sugoi, bang Coki dan komik dengan materi ter-mesum yaitu bang Praz Teguh, kalo soal materi termesum mungkin bang Rante selevel sama bang Praz yaa.. hahaha.
Tapi, setelah 2 tahun hanya menjadi penikmat stand up Depok dan memendam rasa ingin nyoba. Akhirnya Axa dan Cici memberanikan diri untuk nyoba OpenMic, yeapp Rabu malam kemarin. Gilaaaa nguji adrenaline banget. Sensasi deg-deg’an nya itu bikin nagih!!
Inti dari standup comedy kan menyampaikan keresahan yang kita alami pribadi, yang disampaikan dengan cara lucu yang melalui tahapan penulisan, observasi, riset. Dan gimana cara penyampaian atau delivery keresahan kita supaya orang lain bisa nangkep keresahan yang kita maksud. Menertawakan keresahan kita bersama. Hmm, tentunya dibantu sama bahasa tubuh yang perlu latihan.
Aaaaaaaaa.. Puas rasanya udah berani nyoba openmic. Dari 30 comic yang openmic semalem, 4 orang cewek (termasuk Axa dan Cici). Sisanya cowok semua. Dan malam kemarin itu rekor sampe 4 orang cewek yang openmic. Biasanya paling banyak 2 orang doang cewek, itupun dia lagi dia lagi orangnya.
Semoga setelah ini Axa sama Cici makin rajin belajar openmic. Makin rajin baca-baca ilmu tentang standup. Makin rajin join buat nyolongin ilmu mereka-mereka yang udah pada senior. Dan semoga rejeki kami dikasih lancar, supaya bisa nongton standup kesana-kemari. Hehe
Sedih yaa padahal pengen banget nonton standup tunggalnya mas Soleh Solihun di Bandung  12 Desember nanti. Tapi apa boleh dikata, harga tiket masuk 150 ribu itu sama dengan SPP 3 SKS axa, jadi kali ini hanya bisa denger cerita dari temen-temen yang besok nonton aja, ahahaha yakalih.
Thanks cici sang partner setia Axa hingga kini, dalam berbagai medan, dalam berbagai hobi, partner terkomplit Axa. Bisa sharing buku/novel, bisa sharing tentang gunung, sharing ttg traveling, sharing ttg renang, sampe ttg standup, bisa jadi temen gokil-gokilan bareng, temen soal musik, nonton konser nyanyi-nyanyi gak jelas bareng, yang paling yahud adalah kami bisa saling sharing tentang masa depan, apapun itu. Thanks *hugs*

Cc : Cici Odel (Tri Jayanti)
November Rain
2015
November, yep. Sebagian Indonesia sudah memasuki musim penghujan. Alhamdulillah, puji tuhan.
Tanah-tanah yang kering akhirnya tersentuh air, namun tidak dengan hati yang kering. Mungkin musim hujan justru membuatnya semakin kerontang. Yah, alinea pertama saja sudah kubuka dengan kondisi hati layu. Bagaimana alinea seterusnya, tak apa.
Axa mau nostalgia jaman sekolah aja ahh.. J
Kadang kalo lagi sendirian di kamar pepaya, keinget jaman sekolah. Tiap lagi ngerasa sepi di kamar. Tiba-tiba ada aja yang ngetuk pintu kamar, meskipun ngeganggu Axa yang lagi bengong, tapi juga bikin happy. Dua orang rese yang suka tiba-tiba muncul, yep Faris dan Bepe.
Kalo Bepe, entahlah dirinya udah dimana, bagaimana, yang jelas dia pasti baca postingan ini. Jarak kami mungkin nggak jauh, tapi dimensi seolah menjauhkan kami satu sama lain. Gue mana bisa lupa jaman-jaman kita tiap hari bareng, jaman elu makan tidur di pepaya, soooo disturb me, but i miss you so bad!! Jaman dimana kita jualan pulpen berdua, hehe!! Jaman dimana elo nemenin gue waktu gue dan keluarga gue terusir dari pepaya, elo satu-satunya sahabat yang tetep ada buat gue, saat itu!! Meskipun harus nemenin gue tidur di depan ruko sekalipun, elo ada buat gue saat itu!! Jaman kita harus berbagi pacar pertama, hehe!! Zzzzzz apapula. Dimanapun dan bagaimanapun elo saat ini, elo tetep bepenya gue!!
Dua minggu lalu bikin kaget. Jam 10 malem, Axa sendirian di pepaya. Tiba-tiba ada yang ngetuk pintu kamar. Axa pikir, mungkin ayah pulang. Taunya Faris. “aaaaaaa gilaaaa.. Kaget gue, sorry ya gue lagi gak pake baju, elo kok baru keliatan lagi sih ris, jahat, gue tuh nanyain kabar elo ke anak-anak” | “Gue baru tau kabar lo dah gak di cileungsi, kalo tau dari kemarin-kemarin mah gue maen mulu dah kesini” | “Kok lo bisa masuk sih, bukannya pintu depan gue kunci” | “Kunci apaan, orang kebuka gitu, gue masuk aja hahaha”
Bepe dan Faris ini bisa gue sebut temen terhebat di masa sekolah. Kalo anak muda jaman sekarang kan tiap kali mau ketemu atau mau main ke rumah temen, harus ngabarin via telpon/sms/chat atau apalah gitu. Tapi tidak berlaku bagi mereka berdua. Dari jaman sekolah mereka bisa muncul kapan aja depan pintu kamar Axa tanpa notifikasi apapun. Ajaib.
Bahkan mereka berdua pernah sekongkol bikin Axa murka, hehe. Jadi waktu kelas 3 gitu kan, kita lagi sering-seringnya cabut dari kelas –pun Axa. Tapi Axa biasa cabut ke lapangan kumpul sama 2009, gak pulang. Tau-tau Faris sama Bepe cabut dari sekolah, ya Axa pikir palingan pulang.
Begitu sore Axa sampe pepaya, betapa kagetnya pemirsaaaa!! Faris sama Bepe ada di ruang tamu berdua-dua lagi movie marathon. Axa yang kaget, refleks marah-marah.
‘Woy, elo berdua masuk dari mana coba? Pintu masih kekunci gitu!!” | “Lewat jendela kamar lo, orang jendelanya bisa dibuka dari depan gitu” –jawab bepe datar sambil tetep asik nonton film.
Axa yang kesel langsung masuk kamar aja sampe malem, gak menghiraukan mereka berdua. Hehe.. Gak bisa lupa sama tingkah-tingkah rese mereka pada. “Demi bermain bersama, kita luangkan segalanya, merdeka kita.. kita merdekaa” hehe :’)
Moment yang bikin kangen juga adalah, jaman dulu temen gue yang namanya Radit, sering banget dateng ke pepaya malem-malem berdua pacarnya (Namanya Sanny). Tiap mereka berdua ada masalah, Axa jadi semacam wadah mediasi gitu. Jadi cukup mengikuti kisah mereka jaman sekolah.  Sampe akhirnya hubungan pertemanan Axa sama Sanny harus hancur gara-gara kesalah-pahaman sepele, renzo sama sanny bikin kesimpulan kalo Axa ada ‘feel’ spesial ke Radit. Sedih rasanya  kehilangan kepercayaan dari temen tuh. Dan lebih sedihnya (pada saat itu) yang hancur bukan cuma hubungan mereka berdua, tapi juga Axa sama renzo. Yaudah sih ya, syukurnya sampe saat ini hubungan mereka baik-baik aja. Tapi tidak dengan Axa, hehe. Menan lah ya!! Menaaan!!
Bagi Axa itu pelajaran aja sih. Supaya kedepannya bisa mengelola komunikasi lebih baik lagi sama pasangan, entah siapa nanti. Karena kunci dari relationship apapun (entah pacaran, sahabatan, keluarga) ya komunikasi, guys. Ngobrol dan saling bersedia melihat dari berbagai sudut pandang. Belajar bikin keputusan bareng-bareng.
Axa juga mau bilang “Semangat de!!” buat pembaca setia blog ini, sebut saja namanya Mayang Sekar Ayu. Hehe.. Jangan pernah ngerasa diri kita orang yang paling rumit kisah hidupnya, banyak yang lebih rumit dari kamu, aku, dia, mereka. dan yakinlah semua yang kita alamin bakal bikin kita makin dewasa. Terima kasih sudah percaya untuk berbagi kisahmu. Meskipun 2 tahun kita gak ketemu, ternyata we’r still connected!! Ternyata kamu masih stalking blog nggak jelas ini, hehe!! Tuhan memang satu, kita yang tak samaaaaa~ hehe *joged*
Sebetulnya Axa lagi jenuh aja, berapa minggu ini hanya dihabiskan di rumah. Anter jemput Jamal ke stasiun, nonton tivi, beres-beres rumah, tanpa buku bacaan, ya tuhan. Cibiran-cibiran model “emang enak, cari kerja tuh susah, makanya jangan senga” terasa halus aja lewat telinga. BCT.
Oiya, film ‘Relationshit’ 5 hari lagi tayang. Ya tuhannnn, ini film dari novelnya bang Alitt Susanto yang Axa tunggu-tunggu dari tahun lalu. Dan giliran film ini rilis, Axa malah lagi gak punya duit buat ngebioskop, parah. Berasa jadi fans gadungan banget.
But, saat-saat kayak gini makin ngajarin Axa arti bersyukur. Bikin kita tahu mana temen mana sahabat. Temen kan ada pas kondisi kita lagi stabil aja. Sedangkan, sahabat ada di segala kondisi.
Jadi lebih mudah mengucap syukur. Nemu duit dua ribu di kantong baju pas lagi nyetrika baju abang aja udah bikin seneng, mayan buat nambahin beli es kelapa penunda laper, haha. Jadi lebih bersyukur kan? Tuhan punya banyak cara supaya umatnya nginget Dia, aamiin. Semoga gak lama-lama juga tuhan ngajak Axa istirahat begini, hehe :*
I think enough, mau tidur. Soalnya besok pagi nganter Ajunk ke stasiun Citayem pagi-pagi sekaliiiiii..
Have a good sleep xa, aamiin!!

Selamat malam minggu dan selamat malam, kesayangan~
Tita Titu Donor Dadakan
Ya paling nggak beberapa hari ini ngeliat matahari sedikit lah, gak full di kamar.
Hari Rabu lalu Axa sengaja jalan ke daerah Pluit, karena pusing di rumah terus. Jadi dari Depok ke Pluit terus mampir ke Grogol, selama masih rute kereta dan busway, rasanya aman. Soalnya gak pake ongkos, karena bawa kartu jakcard-nya Ajunk, hikshikshiks.. Berhubung flazz Axa saldonya eweuh, mumpung hari Rabu Ajunk libur kerja, Jakcardnya Axa pinjem buat keliling Jakarta tanpa duit cash (selama pake kereta dan busway, hihi)
Habis subuh Axa dah keluar rumah, sengaja supaya gak panas. Naik kereta menuju Cawang, then nyebrang untuk nunggu busway koridor 9 ke arah Pluit. Muacetttt banget. Tapi gak masalah, bukannya emang Axa mau ngebunuh waktu? Hehe
Usai mampir ke sebuah tempat di Pluit, Axa langsung cabut ngebusway koridor 9 lagi, dan berhenti di halte grorol 2, tepatnya di depan universitas Trisakti. Di gelanggang mahasiswa trisakti lagi ada jobfair yang diadakan pihak jobstreet gitu. Free Entry, masuklah kalo gratis, iseng-iseng.
But, ternyata perusahaan borjuis semua, nyaris semua dari mereka buka lowongan dengan kualifikasi tinggi, lulusan minimal D3, malah kebanyakan minta S1, oke Axa salah tempat, hehe. Langsung cabut dari ruangan tersebut.
Tapi gak langsung pulang, niatnya istirahat masih di wilayah kampus. Dan gak sengaja ngeliat ada ruangan PMI yang terintegrasi sama univ Trisakti. Axa yang emang lagi iseng jalan-jalan ngebunuh waktu, dengan sok asik masuk ke unit PMI tersebut. Tepatnya di dekat gerbang kampus A trisakti. Pintu kaca unit PMI tersebut masih  terpampang papan ‘Close’, tapi dari luar terlihat seorang kakek-kakek dan mbak-mbak mungkin usia 20’an lagi ngobrol gitu. Ya Axa masuk aja, toh gak bakal di omelin  juga kan  kayaknya.
“Assalamualaikum” | “Waalaikumsalam.. Ya, ada yang bisa dibantu mba?” Balas si kakek.
“Hmm, masih tutup ya pak?” Tanya Axa ragu.
“Aku mau donor darah sih, Tapi kalo masih tutup nanti aja saya balik lagi, ehehehe” lanjutku spontan.
Karena gerogi, Axa spontan aja ngomong begitu.
“Owh, bisa kok sekarang” Balas si mbak-mbak (yang ternyata ahli medis/suster) yang bertugas di unit PMI tersebut. Disitu Axa meyakinkan diri dengan ucapan dalam hati ‘dont judge the book by it’s cover xaaaa’
Habisnya si mbak tersebut tanpa identitas sama sekali, pake baju santai banget. Kakek petugas administrasi di unit PMI tersebut juga terlihat tenang banget, kayak kakek dan cucu lagi ngobrol berdua aja gitu.
Lalu kakek petugas tersebut nanya, “Kamu sudah pernah donor disini sebelumnya, kita cek dulu ya tensi mu”
Axa langsung ngeluarin kartu donor yang sengaja selalu nyelip di dompet. “Ini pak, aku bawa kartu donor” | “owh, syukurlah, ini kalo begitu kamu tinggal isi form aja, nanti langsung diperiksa darah dan tensinya sama mbak Nova”
Saat isi form, ada beberapa checklist yang bikin Axa senyum-senyum sendiri, haduh kok gak jadi gerogi gini ya.
“Nggak begadang kan semalem mbak?” Tanya mbak Nova saat Axa nyerahin form donor darah.
“Nggak kok mbak” | “Yuk, kita cek tensi dan ambil sampel dulu”
Kami pindah ke ruang sebelah, untuk cek tensi dan ambil sampel darah.
“Alhamdulillah dapet darah A juga hari ini, kebetulan kami lagi cari kak, soalnya lagi sepi yang bersedia donor, sekalinya ada golongan darahnya O, kita kosong nih stok darah A” | “masak sih mbak? Aku kira kalo di kampus gini rame, dah gitu ini kan di pinggir jalan raya besar, banyak orang”
Pokoknya Axa ngomong mulu deh, ngilangin gerogi. “110 tensinya, normal” Lalu Mbak Nova menusukan jarum ke jari tengah Axa, mengambil beberapa tetes darah untuk dicampur ke dua wadah air warna biru gitu, entah cairan apa. Setelah melihat respon darah di dua tabung tersebut baru deh mbak Nova menyatakan, “Oke, bisa diambil nih darahnya” | “Alhamdulillah” | “Boleh cuci lengan dulu di wastafel sebelah kak” | “Oke mbak”
“Berapa mili mbak Nov?” Axa nanya-nanya gak penting supaya jarum yang lagi nyedot darah gak begitu terasa.
“350ml kak” | “nggak satu liter aja mbak, gapapa satu liter juga, kan katanya lagi kosong stoknya hehe”
Mbak Nova hanya membalas cengar-cengir aja. Barangkali dia mikir nih anak gak waras kali, dateng kayak orang ling-lung, udah gitu ngomong mulu. Maap ya mbak Nova.
Sambil nunggu juga, kakek (lupa axa namanya) nyiapin pop mie dan susu cokelat buat Axa. “ini susu dan popmienya, supaya gak lemas habis ambil darah” | “haduh, terima kasih pak, insyaaAlloh nggak lemas kok, sudah sarapan soalnya” | “seduh disini aja kak, gakpapa, gak buru-buru pulang kan?” timpal mbak Nova.
“iya mbak terima kasih, mau langsung pulang aja, makasi ya bisa donor disini ternyata, next time aku rutin kesini aja 3 bulan sekali ya, hehe” | “makasi loh kak” | “saya yang makasi mbak” *rauwis-uwis*
Lucu aja, niat awal ke trisakti mau jalan-jalan ngebolang aja, malah dapet berkah bisa kenal dan ngobrol banyak sama mbak Nova dan kakek (lupa Axa namanya). Alhamdulillah.
Hmm, Axa langsung menuju halte busway Grogol 2. “Ping!!!”
“Siappp bude, Axa langsung otw RS, insyaaAlloh dzuhur dah sampe disana kok” | “Oke”
Ponakan Axa yang bader lucu menggemaskan ‘Daeva Lintang Ni Kairel’ dirawat di RS Mitra Depok dari hari Selasa. Dan mumpung lagi dijalan, sekalian aja langsung, gak usah pulang dulu.
Dari Stasiun Cawang langsung menuju debar, dari stasiun depok baru langsung moving ke RS Mitra. Nemenin Daeva sampe malem di RS sama bundanya Daeva (ka retno) dan bude Wati. Alhamdulillah hari ini Daeva udah bisa istirahat di rumah (Sabtu 14/11/2015).
Ruang rawat khusus balita gitu. Kasur sebelah Daeva itu pasien laki-laki usia 2 tahun, dari siang Axa liat si kecil tersebut cuma ditemani papa-nya. Papa muda, ehehehe. Yaterus, Axa.. plis deh. Bukan.. Bukan.. Axa cuma salut aja sama si papa muda tersebut, bisa ngehandle dan touch banget sama anaknya, sendirian pula. Pas Axa tanya, katanya mama-nya lagi kerja. Tapi sampe malem Axa disitu, mamanya gak muncul juga. Hadohhhh stop xa, ini tulisan jadi kayak ngegosip. Hussshhh.. husshhh..
Alhamdulillah juga, embah uti kami operasi matanya berjalan lancar. Jumat kemarin Axa stay di rumah embah, nemenin cing ros. Karena embah operasi ke RS Asih Ciledug ditemani om Nur dan bude iyah. Semoga embah kami senantiasa diberi sehat sama Alloh. Embah kami satu-satunya :’)
Yang Axa takut kalo di rumah embah itu, cemilannya. Hehe.. Bude Miranti biasanya bikinin pisang goreng sama teh manis hangat kalo Axa nunggin rumah, jadi gak enak hati, hehe. Pisang goreng buatan bude itu enaknya nagih banget, numero uno!! Dibentuk bunga-bunga pula, jadi pas makan ada sensasi romantisnya, hehehehe!!
Malemnya Axa buru-buru pulang ke pepaya. Ajunk dan Abang masuk kerja malem. Hujan deras. Di pepaya sama ayah aja. Sedihnya, ayah tiba-tiba sakit giginya kumat. Biasanya ayah kalo dah sakit gigi itu rusuh, sampe jerit-jerit nahan sakit, serem dan gak tega pokoknya ngelihatnya.
“Tha ada antibiotik nih yah, pake air anget ya, nanti senin kita ke puskesmas aja yah minta obat, udah musim hujan pasti bakal sering kambuh giginya” cemasku.
Kalo jaman Axa sekolah kalo ayah sakit gigi, ada mamah. Sekarang? Mana gak bisa ngelakuin apapun, gak bisa bawa ayah ke dokter pula.

Eitsssss!! Sudah gelap, No more tears!! tidur xa!!

Friday 16 October 2015

Dari Perempuan, Kepada Perempuan

Haduh girls, please deh jangan teriak teriak soal kesetaraan gender sama kaum adam. Kenapa nggak berusaha terima kodrat kalo kita butuh diprioritaskan sih? Kenapa nggak mau ngaku kalo kita selalu butuh bantuan mereka sih?
Raden Ajeng Kartini memperjuangkan kemerdekaan kaum hawa kala itu. Supaya kita dikasih kesempatan untuk ikut serta berpendidikan, mencari uang ngebantu perekonomian. Supaya suara kaum hawa terlibat dalam demokrasi, supaya suara kita didengar di politik.
Bukan supaya kaum kita jadi pembangkang dan sok jagoan, giliran naik kendaraan umum teriak teriak ladies first. Konsisten dong.
Sadar kan girls, kalo ternyata kita disediakan gerbong khusus perempuan di kereta, di busway?  Kalo ternyata kita disediakan ruang untuk ibu menyusui di tiap stasiun? Kalo ternyata di gedung-gedung ataupun pusat perbelanjaan  kita disediakan fasilitas lahan parkir khusus perempuan? Nggak mungkin dibikin fasilitas fasilitas tersebut kalo selama ini kapasitas kita setara dengan kaum adam.
Lalu ladies yang keras kepala masih mau menyanggah dengan kata-kata ‘kenapa harus dibedakan, emang kita nggak bisa parkir rapi seperti pria? Emang kita nggak bisa self defence?’ Pada kenyataannya sehebat-hebatnya kaum hawa, untuk beberapa kondisi, kapasitas kita terbatas, ladies.
Kenapa harus berpikir dengan adanya fasilitas tsb yang khusus perempuan lantas mereka menjatuhkan kaum kita. It’s not, at all, darling!! Justru fasilitas tersebut bukan bermaksud menertawakan kaum kita, bukan untuk membuktikan bahwa kaum kita lemah. Justru itu bukti bahwa kaum kita memang tidak cukup capable untuk melakukan segalanya tanpa pemakluman semacam itu, hehe.
Tulisan kali ini –pun Axa buat karena keresahan yang Axa saksikan dari jaman dulu, sampe jaman sekarang. Meskipun jumlah kereta dan busway di perbanyak, tetep aja manusianya juga makin banyak. Tetep aja jam berangkat dan jam pulang kantor di ibu kota itu transportasi umum penuh berdesakan. Dan nasib kaum kita, ladies?
Ada gerbong khusus perempuan, penuh sesak dan di isi sama makhluk-makhluk egois semua, iya nggak? Wanita itu makhluk egois. Makanya banyak ladies yang bilang ‘males ah di gerbong khusus cewek, justru gak ada yang mau ngalah’ ya iyalah, kan emang naluri alamiah kaum kita, ladies. Naluri alamiah kaum kita emang begitu, maunya dimaklumi mulu. Makanya pemerintah netapin diharuskan adanya fasilitas spesial itu buat kaum kita, bersyukur dong ladies. Jangan malah sok nggak butuh.
Banyak ladies bilang ‘gue di gerbong umum aja, justru malah dikasih duduk’ iya kan? Karena pria-pria itu mengerti, kaum kita butuh itu. Lagi-lagi ladies harusnya bersyukur. Udah diperjuangkan sama Raden Ajeng Kartini untuk bisa sekolah, bisa berkarir, terlibat politik, dll tanpa dihilangkan fasilitas spesial seperti perlindungan-perlindungan tadi.
Axa kemarin naik kereta udah pagi banget guys, jam 4.20 gileee adzan subuh aja belom berkumandang. Itu kereta ke arah tanah abang yang pertama, kalo kereta pertama ke stasiun kota jam 4.15
Begitu naik, Axa kaget badai ternyata sudah penuh banget sama pekerja-pekerja yang sepemikiran. ‘ah, mungkin kalo jam segitu belom penuh kereta, taunya tetep ajeeee guys, haha’ Sampe Axa foto terus kirim ke resepsionis kantor yang biasa berangkat dari lenteng agung jam 6. Lalu Axa bilang, “iye mbak, sama aja berangkat jam segini juga, mending barengin elu aje lah” Mayan bisa nambah jam tidur satu setengah jam.
Apalagi pas jam pulang, gak bisa dihindari tuh yang namanya desek-desekan di kereta. Beberapa bulan lalu aja beritanya sampe ada dua kasus ibu hamil yang keguguran di commuter line, iya kan? Bahaya banget. Yang namanya tidur sambil berdiri di kereta tuh sangat mungkin, orang kedempet dempet kok, kaga bakal jatoh kemana-mana badan kita. Tapi nggak berlaku buat ladies, iya nggak? Karena rentan pelecehan. Itu yang namanya toket, bokong, dan bagian sensitif di tubuh ladies semacam sudah pasrah sama keadaan tersebut ya? Apalagi harus dempetan sama pria, di commuter line atau transjakarta, ya ampun. Tapi gimana lagi ladies?? Transportasi umum di Ibu kota :’(
Nah itu lagi kenapa kaum kita diberi fasilitas lebih, kayak gerbong dan parkiran khusus, padahal menurut data statistik ‘Jumlah Pria di Indonesia lebih banyak dibanding Jumlah Perempuan’. Karena ya gitu deh, kalo kaum pria kesenggol-senggol beberapa bagian tubuhnya di transportasi umum, mungkin nggak terlalu mengerikan, lah kalo kita? Sedih aja kalo bagian-bagian tertentu kesenggol sama orang-orang yang tidak seharusnya nyenggol eaaaaa, hehe L
Pengalaman Axa waktu jaman sekolah dulu, kan PKL di Kuningan ya. Itu harus PP naik kereta. Dapet pengalaman seru. Jadi ada mas-mas yang satu arah pulang, kayaknya dia juga office hour kan,  otomatis ketemu terus tiap nunggu kereta. Axa juga punya beberapa kenalan namanya (kalo nggak salah ingat) mbak Icha dan pacarnya, bu Vera, mereka mereka itu Axa kenal dekat gara-gara nunggu kopaja dan kereta bareng terus di Manggarai, termasuk si mas-mas yang tadi Axa bilang. Sampe suatu hari ada yang janggal dari mas-mas ini, haduh Axa nggak mau cerita vulgar disini deh, tabu.
Akhirnya Axa cerita lengkap waktu itu ke pacar, yang sekarang sudah mantan, hehe. Si mantan Axa kala itu emang termasuk pria yang paham banget kondisi kereta di jam berangkat dan pulang kerja. Akhirnya setelah itu dia sampe rela-rela antar jemput Axa Manggarai-Depok, ya ampun. Sekian soal mantannya jangan banyak-banyak. Bukannya takut galau, tapi takut digaruk lagi sama pacarnya, hehe. Mending kalo ngegaruk langsung, ngegaruknya di twitter, kan bikin males hfft hehe.
Dilema sih ya ladies, kalo naik motor mungkin lebih fleksibel. Tapi di sisi lain kalo naik kereta, lebih murah, cepat, nggak pegel juga, tapi ya itu tadi resikonya, hehe. Intinya apa? Semua ada sisi kekurangan dan kelebihan. Tinggal ladies aja gimana menyikapinya.
Kalo Axa prefer kereta karena pertama belum punya motor, kedua kalaupun ada motor Axa bawa motornya lambat, lagipula nggak pede aja bawa motor karena honestly Axa ini penakut banget kalo denger suara klakson di jalan raya tuh bawaannya gerogi, ketakutan berlebihan gitu, bawa motornya langsung kayak keong, dipinggir aja pelan-pelan, hehe. Jadi kalo nggak ada yang bisa nganter ya Axa prefer naik kereta atau busway aja, irit dan cepat pula, cuma ya gitu namanya transportasi umum yang ada pemberhentian tertentu, jadi misal dari halte ya harus jalan kaki ke lokasi tujuan, kadang agak jauh, kadang. Apalagi naik busway yang harus transit di halte plaza semanggi, haduh ampun deh kalo lagi buru-buru mah. Jauh beud jalan kaki untuk ke halte transitnya. :’(
So, ladies.. Self defence kayak taekwondo, karate, dan lain lain yang bertujuan untuk jaga diri kita emang penting sih, minimal tau dasarnya ya. Cuma mungkin minat Axa untuk belajar masih kurang, hehe. Padahal mantan dulu nguasain buanyak banget jenis bela diri, mulai dari pencak silat, taekwondo, tapak suci, sampe parkour. Kalo lagi iseng, jaman dulu dia sering ngasih tau beberapa gerakan dasar buat jaga diri kalo lagi di kereta misalnya. Dia alesannya ‘gue kan gak bisa mantau lo tiap saat Tah, jadi paling nggak lo harus tau sedikit gerakan self defence, buat jaga-jaga aja’. Tapi emang dasarnya Axa dableg, jadi iya-iya aja, belajar mah kaga.

Jadi gimana ladies era modern? Masih tetep sok sangar atau mulai bisa berterima kasih dengan segala fasilitas spesial untuk kaum kita? It’s pilihan.
Mengenal Diri Kita Sendiri, Lebih Jauh.

Tiap orang punya cara masing-masing untuk kenal lebih jauh dengan dirinya sendiri, -pun Axa. Tapi bukannya tidak semua orang beruntung bisa dengan mudah kenal dengan dirinya sendiri, mengerti dirinya sendiri, tau apa yang dirinya mau. Tapi salut sama siapapun yang berusaha kenal sama dirinya sendiri. Kenapa? Karena orang yang kenal dirinya sendiri akan mempermudah orang lain, ups nggak mempermudah juga sih. Tapi minimal tidak mempersulit orang lain. Kok bisa xa? Ya jelas, karena orang lain nggak perlu repot-repot nebak isi hati, isi pikiran, atau apalah gitu maunya si orang tsb. Tidak mempersulit orang lain, kan? Hehe :p
Oiya, Axa nulis postingan ini sambil dengerin lagu-lagunya One Ok Rock, uhh terima kasih banget sama lagu lagu mereka yang udah nemenin Axa dari semalem sampe sore ini, Wherever You Are, Heartache, GoodBye, Decision dan lagu-lagu lainnya, terima kasih hehe. Meskipun nggak tau lirik apalagi artinya, tapi musik dan suara Takahiro (vokalis) ajaib bikin hati tenang, apalagi versi akustiknya, yuhu. Ups, kembali ke judul.
Nah, untuk lebih kenal sama diri sendiri, untuk peka sama diri sendiri salah satunya kita harus sering-sering punya Me-Time, no matter. Supaya kita lebih respect sama diri sendiri, kenalin diri sendiri. Misalnya hal-hal apa aja yang bisa membuat kita bahagia, tertawa. Hal-hal apa aja yang bisa membuat kita tenang. Hal apa aja yang bisa membuat kita menangis. Dan hal-hal apa aja yang harus kita lakukan di kondisi hati tertentu, kira-kira itu hal dasar yang perlu kita tahu tentang diri kita.
Jangan terbiasa bingung ‘kenapa gue nangis ya’, lalu menyalahkan orang lain, gitu. Kita nangis ya pure karena diri kita sendiri yang memang sedang butuh menangis, bukan karena orang lain nyakitin kita atau ngebahagiain kita, bukan. Orang lain hanya pemicu aja, nah bagaimana kita menghindari pemicu tersebut, itu lumayan penting juga untuk dipelajarin sih, tapi karena faktor eksternal, jadi pelajarin aja diri kita sendiri dulu yang lebih mudah toh.
Hmm, Axa mau mengkisahkan diri sendiri aja, Oke. Sekalian curhat jadinya, haha wek :p
Misalnya dari jaman sekolah, Axa udah mulai engeh sama diri sendiri, dalam hal menangis. Axa sering menyaksikan langsung orang yang marah meletup-letup, ucapannya tak terkendali dan mungkin akan berdampak menyakiti orang lain. Jadi entah kenapa, kalo Axa ada di kondisi hati marah yang udah maksimal banget marah, Axa malah nangis, yeap kalo kata abang mah emang cengeng aja, hehe. Terserah apa sebutannya, namun menurut Axa itu jauh lebih efektif. Nangis tanpa ngeluarin ucapan apapun, yakin deh setelah nangis selesai, emosi udah sedikit lebih bisa dikendalikan, baru deh Axa menyusun kata-kata untuk disampaikan ke siapapun orang yang bikin marah maksimal tadi, gitu misalnya. Jelasin ke orang tersebut, tadi saya agak kesal blablablabla, namun kita mampu menyampaikan dalam keadaan wajah sudah tanpa kemarahan toh, hehe.
Pernah waktu jaman SMA, Axa dan beberapa temen Axa marah maksimal sama seorang kakak senior, sebut saja namanya Bang Mawar (yang sudah kami anggap kakak sendiri). Axa marah karena karena Bang Mawar mempermainkan kewenangan yang kami anggap milik kami, angkatan 2009. Sedangkan Faris marahnya ke Bang Mawar double, selain alasan yang sama dengan Axa, si Faris ini juga dibuang waktunya, dia jadi gagal rekaman sama band nya (panjang ceritanya). Faris mengekspresikan kemarahannya dengan nonjok papan tulis diruangan kelas yang sedang nggak dipakai, papan tulisnya rusak parah. Axa nggak setuju sama cara Faris. Tapi, Axa nggak bisa nyalahin Faris saat itu, karena kondisinya lagi nggak tepat buat nambahin kemarahan dia. Axa memilih nangis, tapi bukan karena sakit bibir Axa berdarah akibat tamparan beliau yang ngasal beberapa waktu sebelum beliau bentak-bentak kami di lapangan yang panas menyengat. Tapi nangis karena kekecewaan Axa tadi. Axa datengin beliau, tapi nggak ngeluarin ucapan apapun, toh dia sudah tau watak adik-adiknya, dia tahu Axa nangis karena marah dan kecewa sama keputusannya. Dia cuma natap Axa balik dan ngungkapin kecewa dia juga ke Axa, dia bilang dia kecewa sama Axa karena menurut dia, Axa gagal jadi ketua, Axa gagal ngejaga 25 anggota angkatan Axa dan 15 orang adik-adik 2010, dia bilang Axa payah. Dia ngasih pilihan Axa yang pergi atau dia yang pergi. Demi adik-adik 2010 yang Axa yakin masih butuh Bang Mawar ini, Axa pilih mundur. Tapi entah kenapa, angkatan Axa sendiri justru malah respect ke Axa, padahal Axa kira mereka bakal benci Axa karena nggak memperjuangkan angkatannya sendiri, malah mikirin 2010. Setelah itu kami (2009) berdiri sendiri, justru malah saling ngejaga. Dan nggak sampai hitungan bulan, hubungan kami 2009 dan Bang Mawar kembali membaik (panjang ceritanya). Intinya, belajar ngalah dan terima, belajar mengendalikan emosi baik dan emosi buruk. Itu kisah kemarahan maksimal Axa, hehe. Dah lama banget.
Kalo kalian sayang sama diri sendiri, mungkin cara tersebut bisa dicoba, meminimalisir kegaduhan juga sih hehe. Namun, gak semua orang mudah menangis kan hehe, yang penting jangan marah yang meletup-letup. Kalo Axa emang kebetulan cengeng, haha. Mungkin temen-temen bisa mengganti nangis tsb dengan mengatur nafas, dan merenungi betapa gak bermanfaatnya kalo kita marah-marah. Ratusan syaraf wajah kita mengendur bahkan putus kalo kita marah-marah, nanti cepet berkerut, juga memicu berbagai macam penyakit, hehe *sotoy ya gue*
Lalu nangis karena sedih juga sama, puasin aje dulu nangisnya, ditemenin lagu-lagu yang bikin kita makin nangis. Tapi setelah itu udah, atur nafas lagi, lalu rangkai kata untuk jelaskan ke diri sendiri. Bagi Axa itu cara untuk menghargai diri sendiri aja sih.
Nah, untuk meminimalisir kondisi hati yang fluktuatif kayak sedih, marah, galau, kecewa, patah hati, dan lain lain kita harus jauh lebih kenal sama diri sendiri dan kenali pemicunya.
Contoh Kasus -> Misalnya kamu sering galau habis nonton sinetron FTV atau telenovela gitu, ahahaha *gakpenting* misalnya ya. Nah berarti pemicunya apa? Yeap, nonton sinetron. Berarti temen-temen harus cari cara bagaimana menghindari godaan agar tidak menonton sinetron, gitu. Misalnya dengan cara mengingat hutang skripsi yang harus revisi, atau tugas kampus yang numpuk, jadi sedikit mengurangi keinginan untuk nonton sinetron, mungkin. Haha
Contoh Kasus lagi -> Kali ini pengalaman pribadi, hehe. Misalnya Axa sedih, galau, merana, patah hati gara-gara sadar kalo orang yang Axa sayang sebetulnya terganggu sama chat Axa, misalnya. Berarti untuk kasus ini pemicunya apa yang bikin galau? Yeap, ngeChat/bbm/whatever. Berarti yang harus dihindari ya pemicunya, bagaimana caranya untuk menghindari godaan supaya nggak ngeChat lagi, karena kalo ngeChat lagi sama aja Axa melukai diri sendiri, toh. Misalnya dengan cara menghapus akses Axa ke orang tersebut. Jadi pas tangan gatel pengen ngeChat, nggak bisa karena sudah nggak punya contact orang tersebut, sama sekali. Mungkin cara tersebut di awal-awal bakal bikin uring-uringan, I feel You kalo kalian pernah coba cara ini. Di awal uring-uringan karena nggak bisa ngeChat orang tersebut, tapi berdoa –lah agar kalian terbiasa.
Axa pribadi jarang banget ngelakuin cara tersebut, ngapus-ngapus contact gitu, terkesan childish. Tapi karena ngerasa orang tersebut terganggu sama chat Axa, risih, atau mungkin ogah ngebales chat Axa. Makanya Axa ambil langkah tersebut. Bukan karena murka sama orang tersebut, tapi untuk menghindari Axa dari patah hati yang makin-makin merusak mental Axa.
Nangis semaleman, uring-uringan, nggak mood ngapa-ngapain?? Gak papa, nikmatin aja dulu kondisi tersebut. Tapi harus kita tau batasan, jangan melakukan hal-hal yang merugikan diri sendiri dan orang lain.
Bicara soal patah hati, terakhir patah hati teramat sangat yang sampe nangis sesenggukan ya 4 tahun lalu. Axa kira nggak bakal lagi ngerasain kayak gitu, taunya masih umurnya, hehe.
Kalian punya alat ukur perasaan? Hehe *ditoyor* Apapula alat ukur perasaan. Mungkin kalian bakal bilang, apa sih lo xa, gak jelas dasar. Entah apa sebutannya, yang Axa maksud disini adalah alat atau cara yang kita punya untuk mendeteksi, untuk make sure apa yang sedang kita alami atau rasakan pada saat itu, get it beib? Hehe
Sebagai contoh, Axa jatuh hati banget sama seseorang sejak 1/3 awal tahun 2013 mungkin, nggak perlu Axa sebut namanya. Nah disitu kan Axa belum yakin. Kalo di sinetron mungkin bakal ada suara dalem hati yang nanya-nanya ‘kok gue ngerasa degub degub dan happy banget kalo liat dia ya, lalu jadi kepikiran terus, perasaan apa ini ya?’ hehe, kalo di sinetron kan begitu. Nah, kira-kira Axa juga nanya-nanya dalem hati. Karena ada yang namanya alat pendeteksi perasaan diri sendiri. Axa aplikasikan deh. Pas orang tersebut ternyata lagi tergila-gila sama seorang cewek gebetan dia, dia lagi berjuang banget saat itu. Axa make sure perasaan Axa dengan menawarkan ‘gimana kalo elo kasih kado ini ke dia, kayaknya dia suka’, belaga nawarin bantuan gitu. Padahal disitu Axa lagi ngetes perasaan Axa sendiri. Jadi, kalo usai Axa melakukan itu perasaan Axa biasa aja, ya berarti aman. Tapiiiiiii, kalo usai itu Axa sedih, galau, unmood, remuk berantakan, berarti... Yeap you know lah, guys. Dan nyatanya Axa sudah hancur diawal. Dan nggak sekali Axa nyoba cara tersebut masih ke orang yang sama, dan result –nya selalu sama, bikin Axa galau berantakan. Kata temen Axa “bego banget sih Ta, dah tau blablabla, eh malah blablabla” dia nggak perlu ngerti kalo Axa lagi melatih diri sendiri untuk kenal diri sendiri lebih dalam, so deep, hehe. Melatih diri Axa untuk makin terbiasa sama yang namanya dianggap nggak ada, melatih diri Axa untuk terbiasa.
Karena memang probabilita di mata semesta itu netral, nggak ada sial dan nggak ada hoki. Kita aja manusia yang bikin judgement, get it ya.
Bersyukur aja terlahir menjadi manusia, makhluk yang tuhan ciptakan lengkap dengan akal dan perasaan. Kan ada tuh orang yang kalo galau suka marah-marah gak jelas berdoa supaya mati rasa, atau hilang ingatan, atau dsbg lah. Ya ampun, apa enaknya mati rasa guys, atau doa minta jadi batu aja sekalian. Kalo tuhan mu murka, terus kamu disulap jadi robot mau? Hehe. Apa enaknya jadi robot, nggak bisa ngerasain sensasi perasaan apapun. Dibanting-banting diem aja, dimarahin diem aja, digerepe-gerepe, dicabulin diem aja, ya ampun gak enak kan.
Mungkin emang ada kalanya kita ngerasain sensasi buruk semacam sedih gitu. Tapi kan ada kalanya sensasi bahagia, enak, antusias, puas, bangga, terharu, cinta, dan berbagai sensasi baik lainya, enak kan? Dan itu hanya bisa dinikmati oleh makhluk tuhan yang bernama manusia. Kita diciptakan tuhan menjadi makhluk yang bisa berpikir, berkarya, berambisi, bersyukur lah pokoknya guys.
Berusaha selalu bangkit dari keterpurukan. Karena hal Negatif harus ada di muka bumi ini agar hal Positif juga ada. Misalnya gini, gimana kita bisa bilang bunga itu harum kalau di dunia ini nggak ada yang namanya bau? Bagaimana bisa kita bilang gajah itu besar kalo di dunia tidak ada semut yang bisa kita sebut kecil? Bagaimana bisa kita kenal apa itu sehat kalau di dunia ini tidak ada kata sakit? Bagaimana bisa kita bilang dia langsing kalo di dunia nggak ada yang namanya gendut? Hehe, yang ini sedih. Bagaimana bisa kita kenal apa itu bahagia kalau di dunia ini nggak ada kata sedih? Be positive, jadi kesedihan dan galau memang harus ada di bumi ini kok. Tenang aja, semua yang hidup akan ngelewatin semua sensasi itu.
Lagipula siapa yang bisa kita salahkan atas rasa/kejadian yang hinggap di diri kita? Siapa? Tuhan? Negara? Hehe.. Terus kalo patah hati harus nyalahin negara gitu? :p
Negara kemana waktu Axa mulai sayang orang itu, taunya dia lagi ngejar-ngejar gebetannya?
Negara kemana waktu malem2 Axa dibonceng orang itu, tapi dia sambil telponan sama pacarnya?
Negara kemana waktu orang itu bawa gebetannya ke pameran outdoor di GBK? Hah?
Negara kemana waktu dia nulis-nulis sama ceweknya?
Nggak bisa kan nyalahin negara? Hahahahahaha *ditoyor Jokowi*
Nothing one, yang harus ngehandle diri kita, kecuali ya diri kita sendiri. Tanggung jawab atas apa yang kita rasakan/alami, ya kita sendiri. Nggak mungkin nyalahin tuhan, temen, tetangga, orang lain, apalagi negara. Hehe 
Tapi siapapun yang terlibat dalam setiap guncangan kondisi hati kita (entah sedih maupun senang), berterima kasihlah. Karena mereka ternyata sangat terlibat dalam hal pen-dewasa-an kita, guys. Tanpa orang-orang yang membuat kita galau dan bahagia, kita mau belajar untuk dewasa dari mana?
Sharing tentang ‘Mengenal Diri Sendiri’ harusnya panjang, mungkin harus ada beberapa session postingan, guys. Tapi, karena keterbatasan mood (sebetulnya karena laper gara-gara dari pagi nangis mulu dan di pepaya gak ada makanan, jadi harus nyari recehan untuk emam dulu, galau itu butuh tenaga guys, hehehe dadahhhh).
Dan supaya nggak garing juga sih, tema kali ini akan Axa ulas lagi pada kesempatan lain dan kalo sudah ada paket internet lagi.
Thanks, guys.
Terima kasih, semesta.

Selamat petang, senja kesayangan~
Sepatah Kata

Kami yakin kalo bahasa awal setiap makhluk adalah bahasa alam semesta, hingga pada akhirnya setiap makhluk punya bahasa masing-masing yang diciptakan sendiri. Makanya untuk peka atau sensitif sama alam semesta yang berusaha ngajak kita untuk bicara, satu-satunya cara adalah mengatur nafas kita dan berpikir dan merasakan sedikit lebih dalam dari biasanya.
Setelah 3 destinasi yang Axa dan cici datengin tutup semua, entah karena ini liburan 1 Muharam, atau apa. Kami yakin semesta memang sedang meminta kami untuk duduk tenang berjam-jam, ditemani hujan. Di sebuah gubuk sejuk, menuliskan wacana-wacana kami di lembaran yang tak nampak, disaksikan oleh butiran-butiran air hujan tepat di depan pelupuk mata kami. Tak hiraukan keberadaan.
Seseorang pernah mencibirku, “Agama? Pahala dosa? Helawwww xaaa, manusia nista sepertimu gak layak bicara soal itu xa, haha!!”
Nggak, Axa sama sekali nggak patah hati mendengar cibiran macam itu. Justru Axa percaya, bahwa orang yang mencibir Axa tersebut adalah orang yang benar-benar kenal Axa, sangat mengenal Axa, so deep.
Karena kami bukan lagi waktunya untuk bicara tentang hal yang nggak konkrit semacam pahala dosa. Sama aja kayak kita bicara soal hati LoL. Tiada satu –pun makhluk selain diri kita sendiri dan tuhan kita yang tahu apa isi hati kita. Jadi stop bicara dan tanya soal hati, cukup dengarkan apa yang keluar dari mulutnya, cukup lihat apa yang ia perbuat sinkron dengan yang ia ucapkan kah, cukup saksikan bagaimana bola matanya berusaha menyampaikan sesuatu pada kita. Persetan dengan hati, bahkan kepulan asap rokok jauh lebih konkrit, jelas, nyata, dan nampak ketimbang ‘hati’ yang selama ini sibuk orang-orang ributkan.
Jadi terima kasih tuhan, telah menganugerahkan beberapa orang yang bener-bener kenal Axa secara utuh. Di luar konteks siapa Axa, apa agama Axa, siapa tuhan Axa, apa pekerjaan Axa, bagaimana status sosial Axa. Thanks god, it’s priceless.
Tapi, hanya karena kami gak ngerasa perlu bicara agama, bukan berarti kami nggak punya tuhan. Puji tuhan, kami masih termasuk orang-orang yang teramat sangat yakin bahwa tiap-tiap kami punya tuhan, punya deskripsi tuhannya masing-masing. Agama sendiri adalah media untuk mencapainya, mungkin. Tapi nggak sedikit orang yang justru mampu mencintai tuhannya dengan sangat, tanpa media tersebut, nggak sedikit.
Jadi Axa patut bersyukur lagi dipertemukan sama beberapa orang yang sangat toleransi akan hal tersebut. Kami saling menghargai bahwa kami punya tuhan masing-masing, tanpa tanya soal apa agama, tentunya. Kenapa? Karena agama adalah pembahasan yang terlalu private. Bahkan orangtua kita sendiri. Axa pribadi juga sangat menghargai privasi tsb, makanya belum pernah tanya apa agamamu misalnya nanya seperti itu ke teman, saudara, guru, dll. Terlalu private. Yang penting dia punya tuhan, cukup.
Kami berbincang-bincang beberapa saat dengan alam, kami –pun dengan berani membuat wacana, yap saat ini baru wacana. Tapi kami udah ngerasa, kalau bukan ini jalannya, nggak mungkin semesta menggerakkan pikirian kita ke detik ini, ci. Berarti memang perlu kita pikirkan, ci. Jangan berontak saat semesta sedang berusaha menyampaikan sesuatu ke kita.
Sepulang dari anter cici, Axa jemput Ajunk ke stasiun. Ajunk nggak nunjukin muka lelah sama sekali. Malah pas ketemu langsung bilang, “ke pasput aja yuk, besok gue shift 3” | “hayuk lah”
Ini minggu ke-2 Ajunk mulai kerja sebagai IT di HO Indosat. Tiap hari Axa belum pernah absen ingetin Ajunk, “Jangan pernah lupa sama tes sepa ya junk” | “InsyaaAlloh gak bakal berenti gue perjuangin kok” Kemudian Ajunk bersendagurau gak jelas nyanyi lagu lastchild, Axa lupa apa judulnya, yang jelas di liriknya ada potongan kata-kata “ingatkan aku teman bahwa tempatku bukan memang disini
Pagi tadi, habis antar Ajunk ke stasiun Axa bingung mau ngapain lagi. Padahal ini tanggal merah 1 Muharam, berharap bisa liburan bareng Ajunk, ternyata dia lembur. Nanti siang udah ada janji ketemu sama sahabat terbaik ever after, cici odel alias Tri Jayanti. Sambil nunggu siang, Axa terjaga di atas tempat tidur.
Alunan lagu-lagu sendu mulai mengajak Axa hanyut pada instrumen dan liriknya. Entah, mungkin ini rindu yang tak bisa lagi Axa sampaikan, rindu yang tak boleh lagi Axa antarkan ke tuannya. Dan menangislah xa, bila itu membuat tenang.
Selamat petang :’)  


Kriteria Pasangan Idaman, emang bisa?????

Jadi kemarin Axa lagi duduk sendirian di foodcourt, tempat yang biasa rame sama Abege labil gitu, mungkin range usia mereka 15 – 17 gitu kali ya. Rameeeeee.. ada cewek cowok abege.
Axa yang ngerasa pernah ada di usia segitu, sesekali tergelitik sama obrolan sekumpulan genk cewek yang lagi asik ngobrol soal ‘kriteria cowok idaman mereka’, hihihi..
Jaman usia segitu Axa juga lagi seneng-senengnya nongkrong di kantin sekolah hampir setiap hari, bareng Dodi, Alin, Khansa, Faris, Reza, Jalu, Bepe, dan laen laen yang berisik, seru, konyol. Jadi agak kurang untuk ngebahas lawan jenis, karena kita kumpul cewek cowok. Kecuali kalo kumpul di kelas Axa yang memang isinya 42 siswi (alias cewek semua).
Nah, gak sengaja sih nguping, emang kedengeran sampe meja Axa aja. Intinya, 4 orang cewek-cewek abege di belakang Axa ini berbincang-bincang gitu, “Kalo gue gak suka si XXX, anak band gitu, pasti ceweknya banyak iyeuwh males” | “yehh, sotoy lu kan gak semua anak band badboy tauk, cowok gue nggak ah” | “belom ketauan aja kali ahahaha” | “gue mah senengnya si XXX main basketnya jago, udah gituuu smart abishhh” | “Kemaren si XXX nembak gue, idih norak deh” | “yang anak OSIS itu? Idihhh, jangan mao ah, pasti sok sibuk deh, sok pinter, sok eksis, biasa lah”
Dan seterusnya, pokoknya rame deh tuh ngomongin cowok menurut pandangan mereka. Axa jadi flashback jaman sekolah lagi. Yang isi obrolannya yaaa semacam itu deh. Kalo misal satu genk terdiri dari cewek-cewek gitu, terus ada cowok nembak salah satu cewek di anggota genk itu, pasti cewek-cewek atau temen2nya pada ikut repot komentarin kayak gitu, semisal ‘ih jangan sama si anu, dia begitu orangnya’ dan nasehat2 lain. Kebanyakan yang riweuh gitu emang cewek, hehe.
Karena pernah pengalaman pribadi, mau pacaran sama ketua rohis yang super eksis, ada temen yang nasehatin “mending jangan deh tah, resikonya dimusuhin cewek-cewek satu sekolah baru tau rasa lo, nanti lo dibilang sok hebat lah gitu, atau kalo mau ya jangan sampe ada yang tau” kira-kira begitu nasehat temen gue. Ribet banget ya hidup di jaman abege, haha. Beberapa dari kita sering banget ngambil keputusan hasil dari mulut orang, bukan sepenuhnya keinginan kita. Ujung-ujungnya susah sendiri.
And then, abege abege labil di meja deket Axa itu masih terus lanjut ngobrol soal ‘cowok ideal’ bagi mereka. Kriteria mereka masing-masing berbeda dari A sampe Z. Ada yang senengnya sama anak osis, ada yang anak basket, ada yang senengnya sama anak band, ada yang seneng cowok pake kacamata karena alesannya keliatan smart gitu, ada yang seneng cowok yang ada janggut tipisnya gitu kayak Onci Ungu, daaaaannnnn sederet tipe tipe lain yang mereka sebutin. Bikin Axa nyengir-nyengir sendiri.
Bukan ngetawain mereka sih, Axa mikir wajar, karena Axa pernah ada di usia mereka, pernah ngalamin masa-masa kagum sama cowok secara obyektive, nggak secara subyektive. Misalnya jaman dulu, mungkin sampe sekarang Axa kalo ngobrol sama cici odel masih sering kok ngobrol tentang ‘pria idaman’, ya kalo obyektive mungkin kami bakal bilang senengnya ya sama model pria-pria yang ada di circle nya HS, yang tidak cuma keren tapi juga openminded, seksi lah pokoknya, digabung sama pria-pria circlenya bang Alitt yang lucu-lucu romantis, pria-pria yang hobi baca novel, uhhh meleleh.
Tapi pada aktualnya, banyak kejadian nyata yang justru kita (entah cewek maupun cowok) justru malah bahagia bahagia aja berpasangan sama (yang justru) bukan atau bahkan jauh dari bayangan mereka, jauh dari kualifikasi yang dia bikin, hehe. Entahlah ya, kalo cewek sih gitu. Tapi Axa gak ngerti kalo cowok gimana?? Mungkin mereka tetep berpegang teguh sama kriteria mereka, mungkin?
Kalo cewek dah jatuh cinta, semua kualifikasi ‘pria idaman’ mereka hangus begitu aja, iya nggak sih girls?? Ups, ladies?? Buktinya kalo lagi sharing di twitter, banyak banget cewek yang pacarnya kasar, suka main tangan gitu, tapi teteupp aja kekeuh, lope lope mentok gitu, iya nggak? Padahal di awal, kan si cewek nggak sengaja ketemu dan jatuh cinta sama si cowok kasar itu, iya nggak?
Tapi ladies, sekedar mengingatkan aja. Nggak masalah kalo pada akhirnya kita-kita (kaum hawa) milih calon pendamping hidup yang bukan kualifikasi awal. Dengan catatan, mereka tetap akan membawa kebaikan buat kita, jadi pelindung kita. Bukan yang kasar, suka main tangan kayak yang Axa tulis tadi, yang sering pada cerita di twitter, jangan ya girls. Karena kita bukan sekedar nyari pasangan/pendamping/teman hidup. Tapi juga ayahnya anak-anak kita. Masa iya kita tega, asal comot buat calon ayahnya anak-anak? Hehe *sok dewasa banget ya Axa malem ini*
Axa pribadi (dan cici odel mungkin) kenapa dari dulu bercita-cita punya pasangan yang hobi baca novel? Karena pria-pria yang hobi baca novel (menurut kita berdua) adalah pria lembut, penyayang, penyabar, romantis, dan penuh kehangatan, uhhhh so sweet deh pokoknya. Padahal jujur, Axa pacaran yang beneran baru dua kali, sisanya gak masuk hitungan kalo cuma sebulan dua bulan, karena belum dapet konflik, belum belajar nyelesain konflik bareng dah keburu end, so jangan dihitung. Nah, dua ex Axa itu bener-bener jauh berbeda, yang satu computer dan otomotif addict, gak terlalu suka baca buku apalagi novel, geek dan seksi, dandanannya rapih, agak anti sosial (jaman dulu), tapi Si Kedua ini malah pinter banget bersosialiasi, cool, mirip Harry Potter banget hehe wek :p
Yang jelas keduanya beda banget, hal yang sama dari mereka adalah, dua-duanya sama-sama tidak merokok, mereka berdua juga sama-sama nggak suka sepak bola atau sejenisnya. Lalu mereka sama-sama (Appreciate it) gak merokok. Jaman dulu, Axa kagum aja sama pria-pria yang tidak merokok, karena Axa ngerti pasti sulit, temen-temennya semua ngerokok, eh dia nggak. Pasti godaannya kuat banget, tapi mereka bisa. Gitu aja sih,
Tapi lebih kagum lagi sama yang dulu pernah menjadi perokok berat, sekarang berhenti total. Yep, Jamal Fazlur Rahman my 2nd lovely brother. Nggak mudah berhenti ngerokok, tapi abang Axa nomer dua ini bisa, salut banget, keren. Ditambah selama setahun proses berhenti merokok, si Ajunk ini juga sambil proses body building gitu, nge-gym, renang, workout, mantaps.
Jadi intinya, cewek-cewek labil yang Axa ceritain di awal tadi sedang berproses aja. Pada akhirnya semua kita bakal nemuin haluan berbeda, bakal nemuin jalan bercabang, bakal nemuin kenyamanan yang kita sendiri gak bisa mengerti, nggak bisa menggambarkan, entah kapan, dimana, bagaimana jalannya. So, nikmatin guys.
Mungkin sekian sharing malamnya, ladies and gent. Dadaaahhhh :*
I can be reached at iftitah.axa@gmail.com

Monday 5 October 2015

Untittle Holiday The Movie
Berawal dari rindu yang mencekam, rindu yang menyengat hingga ke sumsum, yang membuat ngilu sekujur tulangku.
Sabtu pagi sampe sore Axa full di Plasa Cibubur join event sama temen-temen NAN dari sunter. Meskipun lelah, tapi seruuuuu, thanks All. Usai acara langsung dijemput Ajunk.
Bener-bener tanpa jeda, sampe tempta mama langsung dateng acara walimatul ursy / resepsi nikah Dian & her partner, happy wedding ya Islami Nurdianti & Rudi, barokalloh. Malem itu gak sempet bercengkrama lama sama anak-anak babahong alias Ap3, timingnya gak barengan. InsyaaAlloh bisa kumpul di reuni-reuni yang entah kapan gitu ya, haha.
Ahh, Saturday nite. Apa bedanya dengan malam-malam biasanya. Gak jauh-jauh dari scroll timeline twitter,  ngebandel di twitter. Bersyukur masih punya twitter sebagai wadah mengekspresikan sisa-sisa bandel. Meskipun dulu sempet risih pas beberapa anak pdc tiba-tiba ada di list follower. Wow, ya ampun.. Padahal twitter Axa khususkan untuk follower dan following axa yang seru, mau berbagi hal-hal asik, ilmu baru, yang terpenting remaja hingga  dewasa yang open minded. Kenapa pilih-pilih kalo di twitter xa? Karena twitter (at least hingga hari ini) masih jadi satu-satunya medsos tempat kumpulnya anak-anak muda open-minded, yang memungkinkan kita nulis everythings yang ada di kepala kita, bermanfaat ataupun nggak, biasanya ngefek ke oranglain yang baca update’an kita. Mulai dari tulisan bermakna kek, galau kek, sampe nulis yang mesum-mesum di twitter sok lah. Gak bakal di nyinyir siapapun, kalo emang kita ada di circle yang tepat sih. Eh salah fokus, back to untittle holiday.
Dari sore dah mikirin akan kemana malem ini gak ada agenda habis kondangan, di rumah gak ada orang, cici pasti weekend-an sama pangerannya. Ah mungkin musti seperti biasa ngerumpi di line grup 2010 nusa bangsa yang udah mulai merembet ke grup-tempat-upload-foto-men-in-uniform-versi-Indonesia, huhhh. Padahal kan gak semua cowok ‘men in uniform’ bikin basah, yaa ampun. Palingan cuma bikin 21 orang cewek-cewek labil di grup penasaran gimana cara pria-pria ini lepas baju, apa gak nyangkut di otot-otot mereka ya ampun, secara. Apapula xa :’( ini semua gara-gara si ines nih yang rajin upload foto men in uniform versi seno :’(
Akhirnya Saturday nite kemarin bisa juga ngobatin rindu meski hanya perintilan perintilannya aja. Karena rindu yang sebenarnya tak bisa diobati hingga ke akarnya, tak bisa digambarkan seluas apa. ;)
Ngerumpi bareng di angkringan sekitaran pocin gitu sampe hampir tengah malam. Sambil bikin plan keliling-keliling membunuh hari minggu. Janjianlah kami minggu pagi jam 7.
Minggu 04/10/2015
Jam 6 kurang dikit, Axa dah bangun. Mandi, lalu buka lemari, hehe. Yaps, seperti yang Axa pernah bilang, Manusia terbagi menjadi 2 type yaitu; yang pake baju di kamar mandi dan yang pake baju di depan lemari, which one are you? hehe *gak penting*
Dan baru sadar, taraaaa di pepaya Axa gak nyimpen banyak baju. Okeh, yang ada aja sih xa. Ya begitu nasib orang-orang overweight, mau pake baju apa juga, sama aja, gak bagus. *nangis mojok*
Habis itu langsung capcus ke rumah mamas Tom yang masih pelukan sama gulingnya,  padahal udah jam 7 lewat banyak. Ya namanya juga rencana manusia kan, hehe. Doa axa disitu cuma satu, semoga axa gak khilaf ndusel ndusel gak jelas ngeliat mamas bobo pules ngegemesin gitu, cobaan banget ya tuhan.
Mas tom bangun, habis itu  bangunin bang Panjul, sekejap bang Panjul dah selesai dandan, malah mamas yang masih ngumpulin nyawa dan ngumpulin keinginan untuk mandi. Jam 9 lewat dikit, baru deh kami berangkat. Nyamper bang Ryan dulu, habis itu ketemuan sama bang Doyog and his partner –Rara.
Main dest kami Curug Leuwi Hejo, Bogor. Mungkin karena musim kering jadi bawaannya pengen liat air yang banyak kali ya. Berangkatlah kamiiiiiiiiiiii.. unpredictable, treknya cinnnnnn.. ruar biasa bikin tahan napas, tanjakan turunan gokil yang bolong-bolong gituh, ya ampun. Tibalah kami jam 11 siang di pintu taman wisata leuwi hejo, dan langsung ke curug utama yang kami cari-cari itu.
Ya gak ada yang salah sih. Emang musim kering ektrim aja, gak ada air ya nggak kaget-kaget amat, hihi. Mau sok sok bingung model ‘ya ampun kok gini’ Lah emang gimana harusnya sist, mhihiihi. Karena destinasinya alam, ya alam kan gak selalu bisa di tebak. Kecuali liburannya ke pusat belanja atau mall, bioskop, etc. Siapa juga tahu kondisi sepi-rame nya mall, gitu *sotoy*. Jadi enjoy aja, terbiasa untuk ‘tidak terlalu khawatir atau mikirin resiko terburuk’ apalagi ini niatnya liburan, bukan bisnis *ditoyor pak william*
Sasampenya di curug terakhir dan taunya gak ada airnya juga, kami buru-buru pindah haluan. Yep, curug cilember. Hmm, tadinya ada option ke ke curug cigamea, karena pengalaman beberapa dari kami yang udah beberapa kali kesana, lumayan oke. Tapi pas dicerna ulang, musim kering ekstrim, kayaknya mungkin bakal gak jauh beda, kering. Udah gitu jauh dari titik mulai kami.
Begitu denger keyword cilember, gak tau kenapa sepintas muncul nama renzo, sekejap. Tapi pas inget film animasi Inside Out hehe *apa hubungannya*, langsung mikir yah biasa aja kali, kan setiap kita yang hidup pasti punya masa lampau sebagai pelajaran dan pengalaman.
Sebelum sampe ke curug cilember, kami mampir mam siang dulu di warung masakan padang jalan raya puncak, udah jam 2, tapi masih panas aja. Gak pake lama, usai mam siang langsung lanjut perjalanan ke cilember, kurang lebih 15 menit, sampeyyy :D
Curug paling pertama yang kami datengin di Cilember ini, curug 7. Dan taraaa, sama –kering. Tapi tetep ramai pengunjung. Mungkin karena sejuk, jadi tetep cocok buat piknik gitu. Karena penasaran (kali aja keatas lagi airnya deresan dikit), kami –pun naik ke curug 5, curug 4, 3, 2. Kenapa jadi inget susu SGM yak, ada angka angkanya gitu. :’(
Badan boros spt axa, jelas capek walaupun nanjak beberapa menit doang, muka dah kayak habis nimba berapa bak, bawa badan aja ampun ampun xaaa.. Itulah yang bikin ngefans banget sama bang Sugoi dan bang Alitt yang bisa ngurangin lemak mereka sampe >20Kg cuma dalem 3-4 bulan, luar biasa banget abang-abang ini. Jadi kalo ke coffee toffee sering salah fokus, bukan ngeliatin yang lagi stand up, malah ngeliatin bang sugoi sambil ngebandingin dia waktu di SUCI3 sama dia versi sekarang, amazing  :’(
Setiba di Curug 2, udah jam 16:05 gitu, dah nyaris gelap. Dan air nya –pun tetep gak sesuai ekspektasi. Tapi lumayan lah, sejukkk, dan gak begitu ramai. Apalagi sepanjang perjalanan kita kayak lagi shooting film, selalu ada backsound gitu, semacam theme song di film-film. Makanya jadi ‘Untittle Holiday The Movie’ pengisi soundtracknya yaaa bang Ryan semua, beberapa ada featuring bang Doyog nya gitu. Untung lagi happy banget, mau diledekin macem gimana juga, happy aja.
Jam 17:00 kami ninggalin curug 2, kloter terakhir kayaknya. Udah sore bangets. Dan sampe bawah udah magrib. Langsung deh tujuan akhir kami isi perut lagiiiiii, nyammm. Masih daerah jalan raya puncak, ngerumpi sambil mam sambil liatin jalanan yang lumayan macet. Kalo bisa mohon sama tuhan supaya waktu di keep sejam dua jam, mungkin.
Tik.. tok.. tik.. tok..
Detik tetap berjalan, kami lanjut perjalanan jam setengah 8’an kayaknya. Karena terbiasa diingetin mama, ‘kalo niat qtime ya qtime aja, kalo memungkinkan seluruh gadget mati, ya matiin, jangan khawatirin apa-apa’ makanya hape mati aja dari siang, gak tau sampe rumah jam berapa, langsung mandi, cek hape bentar, bobo deng :O
Terima kasih temen-temen yang asik-asik bang Panjul, bang Ryan & bang Doyog sebagai pengisi soundtrack, juga Rara, dan mas Tom :*
Kalo pada bilang ini liburan gagal, but not for me, bagi axa gimanapun ini tetap layak disebut liburan. Pilihan sih mau sebut apa :D

Semoga Alloh berbaik hati sama Axa, ngasih kesempatan Axa jalan bareng-bareng kalian lagi, Aamiin...
 

Iftitah Axa Template by Ipietoon Cute Blog Design