Saturday 10 June 2017

First Month w/ Fragrant City

Beberapa postingan sebelum ini berisikan poetry and fictions. Why? Bcs i have no story that can i describes with words. But,
Kali ini Axa mau cerita tentang kehidupan di bulan bulan pertama tinggal di kota harum ini. Kenapa Axa sebut kota harum? Karena di setiap sudut jalan yang Axa lalui disini, selalu ada aroma bunga. Bunga yang di bakar setiap pagi atau sore hari. It’s mean Dupa, rite? But, am so sorry about that. Karena Axa belum browsing lengkap soal budaya Pulau dewata ini, meskipun sudah hampir satu bulan menyembunyikan diri disini.
Setelah satu bulanann di Pare, lalu nyebrang kesini, semakin menjorok ke Timur. Dan tadaaa kita berbeda waktu satu jam, sayang.

Oh iya, pertama kali travel driver menurunkan ku tepat di pintu sebuah kost di daerah Pura Demak. 100% Axa ngerasa takut, deg degan. Karena kosan 14 kamar ini dijagain sama 2 ekor anjing, yang meskipun lucu, tetap saja anjing, menggonggong siapapun stranger bagi mereka. Kamar kost ku di lantai 2. Balcon view nya indah banget, tak perlu jauh-jauh ke sunset point di Pantai Kuta. Karena begitu buka pintu kamar sekitar jam 5 sore, Axa bisa langsung lihat pemandangan sunset yang indah banget. Di tambah ratusan layang-layang raksasa yang selalu diterbangkan sore hari. ((Eh tapi kalopun mau ke Pantai Kuta, Legian, atau Seminyak Beach, hanya 15 menit naik motor, gratis pula Cuma bayar parkir 2000 rupiah, yang agak jauh dari kosan itu pantai Sanur sekitar 25 menit naik motor)).
Bayangkan, persis di sebelah Kost ku terhampar sawah yang luas banget, karena belum musim tanam padi. Sawah ini jadi tempat menerbangkan layang-layang raksasa tiap sore. Itu salah satu khas di kota ini. Langit kami dipenuhi layang-layang raksasa sampai akhirnya matahari terbenam.
Disini aku benar-benar tanpa orang yang kukenal. Tapi, aku ingat kata Tante Annie. “Dimanapun kita bisa temukan orang baik, depends on us”. So, hari-hari pertama Axa berpikir keras bagaimana bisa cepat adaptasi dan familiar dengan wilayah ini. Jelas aku harus berkeliling kota. Tapi masalahnya adalah. Uang yang tersisa hanya untuk satu bulan kedeoan, harus optimal. Dan target sebelum satu bulan harus mendapat pekerjaan disini, Axa ga boleh segera balik ke kampung halaman. Tempa dirimu sekeras-kerasnya. Kata sahabatku, sampe kita ga bisa beli lauk sama sekali, makan nasi pake chiki pun kita harus siap.
Then, 3 hari pertama aku mengandalkan receh-receh untuk menyewa sepeda motor. Di kota ini jauhhhh berbeda sama Jabodetabek, dimana segala jenis transportasi umum tersedia, tinggal pilih, dan relatif murah. Disini semua mengandalkan kendaraan pribadi, motor atau mobil. Makanya macetnya sama aja kayak Jakarta, bahkan lebih lebay.
Karena percaya tuhan. Tuhan –pun berbai hati. Aku dipertemukan dengan seorang ibu baik hati, ia seorang staff ajendam, tentara. Tinggal di perumahan di dalam Kodim. Namanya tante Martha, kapan-kapan kuceritakan bagaimana aku bisa kenal beliau. Ia berbaik hati meminjamkan sepeda motornya untuk kupakai hingga hampir 2 minggu. Plus Helm penyelamat. Karena Helm tentara tsb kemarin polantas urung menilang. Toh aku ndak salah, safety, dan gak melanggar lalu lintas, huh dadaaarr..
Aku selalu skip jadwal sahur, anggap saja tambahan diet. Padahal demi menghemat. Jadi selalu bangun hanya untuk menenggak air mineral dan solat, kemudian lanjut tidur lagi sampai pagi terang dan memulai aktivitas (read=nyari duit).
Aku ada di kota orang, lebih dari 1000KM jaraknya dari rumah. Beda bagian waktu pula WIB dengan WITA. Tapi Axa gak lost contact, keep in touch sama orang rumah, meskipun mereka nggak peduli-peduli amat Axa dimana dan bagaimana.
Ramadhan kali ini berasa cepattttt banget yah. Mungkin karena Axa kurang ibadah, jadi kurang meresapi bulan suci kali ini.
Usai 2 minggu, motor tante Martha harus kukembalikan karena itu motor harian anaknya. Gak pakai satu jam, aku tancap gas ke sebuah kantor. Polres denpasar, bertemu kepala urusan lab forensik. Aku baru kenal beliau hari itu, orangnya baik bangetttt. Kapan-kapan juga aku ceritakan bagaimana bisa kenal om ini. Aku sedikit cerita ke beliau bagaimana aku bisa terdampar di kota ini, lalu beliau meminjamkan sepeda motornya. Beliau juga memberi copy ID nya, katanya untuk jaga jaga kalau terjadi hal-hal buruk di kota ini, apalagai yang berhubungan sama kepolisian, kata Bapak Kaur ini aku tinggal tunjukan ID beliau. Terimakasih atas bantuan buat Axa. Karena disini sepeda motor sangattttt berarti hiks hiks hiks. Di Jakarta biasa kemana-mana pake kereta atau angkot atau busway, disini nggak ada hiks hiks L
Nggak kebayang kalo nggak ketemu orang-orang baik seperti mereka-mereka barusan, Axa harus nyewa motor bulanan yang mehongggg banget. Kalo ada quotes Jakarta itu kedjam, kota ini lebih kedjam lagi. Kenapa? Karena biaya hidup disini sama persis dengan Jakarta TAPI pendapatan disini jauh lebih kecil, bisa di cek di database UMK kota kota di Indonesia. Fyi, Jakarta UMK 2017 udah 3,4jt. And yunno Denpasar berapa???? 2,1Jt. Tapi harga kebutuhan disini sama pisannnnnn dengan Jakarta. So, kalian perantau yang pada ke Jakarta, plis jangan ngejudge Jakarta kejam, karena disini lebih kejam lagi, hehehehe :p
Oh iya, ini tulisan buru-buru banget, karena untuk sebulan kedepan Axa harus fokus adaptasi sama kegiatan baru. So, will away from keyboard a lot.
Semangattt xa..
#Denpasar #PulauDewata #SejutaPesona #AnakRantau #Bolang #GarisKeras

0 comments:

Post a Comment

 

Iftitah Axa Template by Ipietoon Cute Blog Design