Beberapa
postingan sebelum ini berisikan poetry and fictions. Why? Bcs i have no story
that can i describes with words. But,
Kali
ini Axa mau cerita tentang kehidupan di bulan bulan pertama tinggal di kota
harum ini. Kenapa Axa sebut kota harum? Karena di setiap sudut jalan yang Axa
lalui disini, selalu ada aroma bunga. Bunga yang di bakar setiap pagi atau sore
hari. It’s mean Dupa, rite? But, am so sorry about that. Karena Axa belum
browsing lengkap soal budaya Pulau dewata ini, meskipun sudah hampir satu bulan
menyembunyikan diri disini.
Setelah
satu bulanann di Pare, lalu nyebrang kesini, semakin menjorok ke Timur. Dan
tadaaa kita berbeda waktu satu jam, sayang.
Oh
iya, pertama kali travel driver menurunkan ku tepat di pintu sebuah kost di
daerah Pura Demak. 100% Axa ngerasa takut, deg degan. Karena kosan 14 kamar ini
dijagain sama 2 ekor anjing, yang meskipun lucu, tetap saja anjing,
menggonggong siapapun stranger bagi mereka. Kamar kost ku di lantai 2. Balcon
view nya indah banget, tak perlu jauh-jauh ke sunset point di Pantai Kuta.
Karena begitu buka pintu kamar sekitar jam 5 sore, Axa bisa langsung lihat
pemandangan sunset yang indah banget. Di tambah ratusan layang-layang raksasa
yang selalu diterbangkan sore hari. ((Eh tapi kalopun mau ke Pantai Kuta,
Legian, atau Seminyak Beach, hanya 15 menit naik motor, gratis pula Cuma bayar
parkir 2000 rupiah, yang agak jauh dari kosan itu pantai Sanur sekitar 25 menit
naik motor)).
Bayangkan,
persis di sebelah Kost ku terhampar sawah yang luas banget, karena belum musim
tanam padi. Sawah ini jadi tempat menerbangkan layang-layang raksasa tiap sore.
Itu salah satu khas di kota ini. Langit kami dipenuhi layang-layang raksasa
sampai akhirnya matahari terbenam.
Disini
aku benar-benar tanpa orang yang kukenal. Tapi, aku ingat kata Tante Annie.
“Dimanapun kita bisa temukan orang baik, depends on us”. So, hari-hari pertama
Axa berpikir keras bagaimana bisa cepat adaptasi dan familiar dengan wilayah
ini. Jelas aku harus berkeliling kota. Tapi masalahnya adalah. Uang yang
tersisa hanya untuk satu bulan kedeoan, harus optimal. Dan target sebelum satu
bulan harus mendapat pekerjaan disini, Axa ga boleh segera balik ke kampung
halaman. Tempa dirimu sekeras-kerasnya. Kata sahabatku, sampe kita ga bisa beli
lauk sama sekali, makan nasi pake chiki pun kita harus siap.
Then,
3 hari pertama aku mengandalkan receh-receh untuk menyewa sepeda motor. Di kota
ini jauhhhh berbeda sama Jabodetabek, dimana segala jenis transportasi umum
tersedia, tinggal pilih, dan relatif murah. Disini semua mengandalkan kendaraan
pribadi, motor atau mobil. Makanya macetnya sama aja kayak Jakarta, bahkan
lebih lebay.
Karena
percaya tuhan. Tuhan –pun berbai hati. Aku dipertemukan dengan seorang ibu baik
hati, ia seorang staff ajendam, tentara. Tinggal di perumahan di dalam Kodim.
Namanya tante Martha, kapan-kapan kuceritakan bagaimana aku bisa kenal beliau. Ia
berbaik hati meminjamkan sepeda motornya untuk kupakai hingga hampir 2 minggu.
Plus Helm penyelamat. Karena Helm tentara tsb kemarin polantas urung menilang.
Toh aku ndak salah, safety, dan gak melanggar lalu lintas, huh dadaaarr..
Aku
selalu skip jadwal sahur, anggap saja tambahan diet. Padahal demi menghemat.
Jadi selalu bangun hanya untuk menenggak air mineral dan solat, kemudian lanjut
tidur lagi sampai pagi terang dan memulai aktivitas (read=nyari duit).
Aku
ada di kota orang, lebih dari 1000KM jaraknya dari rumah. Beda bagian waktu
pula WIB dengan WITA. Tapi Axa gak lost contact, keep in touch sama orang rumah,
meskipun mereka nggak peduli-peduli amat Axa dimana dan bagaimana.
Ramadhan
kali ini berasa cepattttt banget yah. Mungkin karena Axa kurang ibadah, jadi
kurang meresapi bulan suci kali ini.
Usai
2 minggu, motor tante Martha harus kukembalikan karena itu motor harian
anaknya. Gak pakai satu jam, aku tancap gas ke sebuah kantor. Polres denpasar,
bertemu kepala urusan lab forensik. Aku baru kenal beliau hari itu, orangnya
baik bangetttt. Kapan-kapan juga aku ceritakan bagaimana bisa kenal om ini. Aku
sedikit cerita ke beliau bagaimana aku bisa terdampar di kota ini, lalu beliau
meminjamkan sepeda motornya. Beliau juga memberi copy ID nya, katanya untuk
jaga jaga kalau terjadi hal-hal buruk di kota ini, apalagai yang berhubungan
sama kepolisian, kata Bapak Kaur ini aku tinggal tunjukan ID beliau.
Terimakasih atas bantuan buat Axa. Karena disini sepeda motor sangattttt
berarti hiks hiks hiks. Di Jakarta biasa kemana-mana pake kereta atau angkot
atau busway, disini nggak ada hiks hiks L
Nggak
kebayang kalo nggak ketemu orang-orang baik seperti mereka-mereka barusan, Axa
harus nyewa motor bulanan yang mehongggg banget. Kalo ada quotes Jakarta itu
kedjam, kota ini lebih kedjam lagi. Kenapa? Karena biaya hidup disini sama
persis dengan Jakarta TAPI pendapatan disini jauh lebih kecil, bisa di cek di
database UMK kota kota di Indonesia. Fyi, Jakarta UMK 2017 udah 3,4jt. And
yunno Denpasar berapa???? 2,1Jt. Tapi harga kebutuhan disini sama pisannnnnn
dengan Jakarta. So, kalian perantau yang pada ke Jakarta, plis jangan ngejudge
Jakarta kejam, karena disini lebih kejam lagi, hehehehe :p
Oh
iya, ini tulisan buru-buru banget, karena untuk sebulan kedepan Axa harus fokus
adaptasi sama kegiatan baru. So, will away from keyboard a lot.
Semangattt
xa..
#Denpasar
#PulauDewata #SejutaPesona #AnakRantau #Bolang #GarisKeras
0 comments:
Post a Comment