Let's BaPer
Menghargai diri sendiri dengan cara
menghargai orang lain. Mungkin kalimat barusan sengaja Axa pilih untuk
menggambarkan keriuhan hari ini guys. Setiap hari memang selalu riuh sih, tapi
riuh hari ini bikin Axa menekankan ajakan buat makin makin makin belajar
ngehargain diri sendiri, dengan cara menghargai orang lain.
Hari ini Axa mau bahas dua Judul
sekaligus, problem pribadi yang Axa
alamin di rumah, yang kedua problem
masyarakat yang lagi rameeee banget hari ini.
Yang pertama, tau gak sih guys tadi
pagi ada yang ngajak debat di twitter dan akhirnya dia blokir Axa gegara tweet
Axa tentang Perokok, hey guys
pertama; Twitter itu media sosial tempat menyuarakan opini, selama tidak ada
unsur kekerasaan, SARA, Axa pikir sah-sah aja, kamupun kalo komen gak setuju
juga gapapa kok, kan bebas.
Jadi awalnya Axa ngetweet gini nih
guys “Dari kecil sampe sekarang
sering (nggak sengaja) kesundut rokok sampe luka, minimal baju bolong. Makanya
sebel sama perokok, karena mereka berpotensi merugikan orang lain.” Tweet kedua Axa, “Axa
mendingan punya temen bertatto dari pada perokok, soalnya tattoan itu ndak
merugikan orang lain, kalo soal Jahat mah itu bawaan lahir, bukan karena Tatto”
Terserah sih mau pro atau kontra
dengan Axa, silakan, kita semua bebas beropini kok. Tapi Axa mau luruskan
sedikit yang Axa maksud. Kegiatan merokoknya ndak salah kok, bebas. Tapi mbok
ya kalian ngejaga orang lain untuk tetap nyaman dan aman. Abang Axa (Ajunk)
yang udah 2 tahun meninggalkan rokok akhirnya sekarang merokok lagi. Ndak
masalah sih. Apalagi Ajunk ngehargain kebebasan orang, dia hanya merokok di
belakang rumah atau di kamar mandi, ndak mengganggu sama sekali.
Dan bersyukurnya, pola dikeluarga
Axa emang sudah terbentuk demokratis. Kami boleh protes apabila merasa dirugikan/tidak
nyaman dengan sesama kami. Contohnya ; kalo mama merokok disembarang tempat,
abu rokoknya kemana-mana krn ndak pake asbak, anak-anaknya boleh komplain, mama
ngaku salah, clear. Atau saat mama ngerasa terganggu kalo anaknya ndak langsung
cuci piring habis makan/masak, mama boleh langsung komplain, kami ngaku salah,
clear. Kuncinya komunikasi, gitu aja. Dan yang jelas menghargai orang lain.
Bagaimana cara kita menghargai diri
sendiri terlihat dari cara kamu sangat menghargai orang lain/lingkungan. Be
wise, gengs :*
Then, si orang yang blokir Axa di
twitter komentar ndak nyambung, “Tapi
kalo yang tatto’an itu kan perusak, pengganggu, kriminal, bengis”
Ya Tuhan, ampunin orang yang
ngejudge orang tattoan itu kriminal, aamiin. Kan di tweet itu Axa dah bilang,
kalo jahat mah bawaan. Ndak ada hubungan sama sekali sama tatto. Wong Axa punya
temen tattoan, tapi dia penyayang keluarga banget tuh, penyayang binatang,
punya banyak adik asuh yang dia sekolahin, rajin ibadah pula. Lantas,
kesimpulan idealis picik itu
lahirnya dari mana sih?
Kamu kebanyakan nonton sinetron
sampah mungkin, yang mengidentikan tatto samadengan kriminal. Tatto itu
menurutku salah satu selera seni aja sih, ndak lebih. Jelas lebih kriminal
orang yang sengaja merokok di tempat umum. (maaf
yaa Axa ndak ada maksud menyudutkan siapapun disini, kita introspeksi diri
masing-masing aja kok)
Contoh kasus pribadi yang real
-> Axa tadi pagi komplain ke mama, karena merokok depan kipas angin, baranya
terbang ke baju Axa, nggak cuma panas di kulit Axa, tapi baju Axa bolong hiks..hiks..
(itu contoh perilaku merugikan dong, jelas) Kita boleh ingatkan mama untuk
nggak ngulangin itu lagi.
Di lain hal, Axa lagi bantu Ajunk
nyari studio tatto (temporer) yang oke, nggak ada masalah abang Axa tatto’an,
toh nggak merugikan siapa-siapa, apalagi sama sekali nggak ngurangin rajinnya
dia beribadah, selera seni orang beda-beda. Bahkan (kalian nggak perlu peduli
sih), tingkat rajin ibadah abang-abang Axa lebih baik dibanding temen-temennya
yang ndak tattoan (IMHO), jadi apa masalahnya. Axa bukan bagus-bagusin abang2
Axa. Tapi ada kok temen kampus Axa nggak tattoan, nggak merokok, tapi dia
sering nyakitin orangtua dan suka main perempuan, bengisan mana cobak? Plis
objektif aja lah kita.
Daaaan, ndak usah bicara pahala
atau dosa ya gengs. Itu ndak konkrit, urusan kita dengan tuhan masing-masing.
Axa ngajak ngebahas hubungan antar sesama manusia aja, saling menghargai. Toh
semua agama ngajarin kita berperilaku baik. Segala kebaikan akan berbalik ke
kita, begitupun keburukan. Gitu hehehe :*
Masuk ke Problem kedua, berita Nasional
Temen-temen pasti udah denger
berita demo besar-besaran para pengemudi taksi reguler di Ibukota. Beritanya
dah dari kemarin, eksekusinya hari ini. Dari pagi berbagai ruas jalan Ibukota
dibuat macet sama kegiatan demonstran ini. Nggak salah sih, hak untuk
menyuarakan aspirasi dengan cara berdemonstrasi itu sudah ada Undang-Undangnya,
silakan. Dengan catatan tidak ada aksi vandalis. Nyatanya? Video dan Photo aksi
kekerasan para demonstran dari pagi tadi tetap terjadi tuh. Bahkan aksi
kekerasan antar sesama pengemudi taksi dari seragam yang sama, alias perusahaan
yang sama.
Eits, bentar dulu. Axa lupa info
dulu nih tuntutan para demonstran (pengemudi Taksi reguler yang didominasi oleh
Bluedbird dan Express, dan mungkin
beberapa perusahaan Taksi reguler yang belum terlalu besar). Tuntutannya adalah memblokir atau
meniadakan Taksi berbasis aplikasi online.
Meskipun Axa bukan pengguna jasa
tetap untuk Taksi Online maupun taksi konvensional seperti Express/Bluebird,
jelas Axa kurang setuju sama tuntutan demonstran ini. Ehh justru karena Axa
bukan pengguna jasa tetap mereka yah, ada atau nggak adanya tidak begitu
pengaruh, jadi dengan ini kalian ngerti dong, Axa beropini sebagai pihak
netral, sangat netral. Hehehe!
Lanjut...
Nah, demi meminimalisir egoisme
(apalah) Axa mau ngereview statement dari salah satu tokoh yang Axa idolakan
(Alitt Susanto). Banyak kok followers Mas Alitt di twitter yang merasa
terwakili sama opini doi yang super detail, karena ndak semua dari kalian pake
twitter, berikut Axa ketik ulang isi timeline Mas Alitt tentang aksi demo
oknum-oknum BlueBird dan Express Taxi.
1. Berkurangnya
demand pengguna taksi Bluebird/Express bukan semata-mata kesalahan Online Taxi,
driver taxi kalian juga ada andil kok.
2. Dulu, saat
belum ada Online taksi kami sudah mulai jengah dengan masalah; tarif mahal,
supir (sok) nyasar, dan malas nganter rute dekat.
3. Kami pake
taksi utk mempermudah pindah lokasi dgn nyaman & aman. Apa Bluebird/Express
merasa memberikan itu?
4. Semoga
Bluebird/Express ndak lupa sering terjadi kasus perampokan penumpang dgn modus
kerjasama pelaku sama oknum driver.
5. Bluebird/Express
mendominasi taksi di Indonesia, tapi apa memberikan pelayanan terbaiknya? Yakin
dengerin konsumen?
6. Yg konsumen
mau dari taksi : a. Tarif wajar, b. mudah dipesan, c. Driver hafal jalan (kami
penumpang, bukan navigator), d. Aman, e.Wangi
7. Tapi yg
kami lihat Bluebird/Express gagal memberikan SEBAGIAN BESAR dari kebutuhan
penumpang di point tadi loh.
8. Lalu Online
Taxi masuk ke bisnis transum. Memberikan apa yg kami butuhkan tadi dengan baik,
penumpang pun memilih mereka.
9. Online Taxi
berbasis aplikasi, identitas driver tercatat jelas di aplikasi kami secara
online,. Estimasi budget ada, rute jelas, ramah iya, Aman.
10. Sebenernya
kami ndak akan memilih Online Taxi kalo pelayanan mereka tidak lebih baik dari
Bluebird/Express kok, sumpah..
11. Gimana jg
kan Bluebird/Express udah jauuuhh lebih dulu ada di bisnis ini. Emg gampang
berpindah hati?
12. Tapi
kelakuan oknum driver dan kekurangan Bluebird/express yang gak dibenahi bikin
kami mudah berpindah hati ke online taxi.
13. Konsumen
berhak memilih produk yang lebih baik.
14. Alasan
Bluebird/Express menentang online taxi “krn
Plat Hitam”, itu cemen banget. Malu buat bilang alasan sebenarnya “krn
mereka lebih baik?”
15. Konsumen
GAK PEDULI taksinya Plat Hitam/Kuning/Pelangi. Yg penting jasanya sesuai
kebutuhan.
16. Ini suara
konsumen. Kami udah jengah dipaksa pake produk yang gak sesuai harapan kami,
kami tak mau dimonopoli.
17. Cara untuk
melawan online taxi adalah dgn pembenahan dalam diri kalian, bukan demonstrasi.
18. Kalopun
kalian menghentikan bisnis online taxi, tapi selama Bluebird/Express tidak
membaik pelayanannya, gue milih naik Gojek.
19. Apalagi
demo hari ini, dimana oknum2 driver Bluebird/Express merusak mobil &
ngeblokir jalan, gue makin gak simpati.
20. Segala
tindakan berbasis & vandalis oknum driver Bluebird/Express hari ini membuat
saya takut, ternyata mereka bengis ya.
21. Sekian
pendapat saya (Alitt Susanto)
Wuihhh keren Mas Alitt mewakili suara
jutaan orang mungkin yah. Buktinnya buanyakkkk banget yg pro sama ulasan mas
Alitt tsb, malah pada ngasih tambahan juga. Axa juga mau nambahin satu nih
kebiasaan buruk beberapa oknum driver Bluebird/Express : Kadang mereka nggak
mau pake argo, mintanya borongan, apa cobak. Bukannya itu menyalahgunakan
aturan dari perusahaan mereka, jelas merugikan konsumen, yuhuuu!!
Kita nggak boleh generalisir,
karena nggak semua driver Bluebird/Express itu buruk, -pun driver Taxi online
juga ndak semuanya bener. Kita bicara pelayanan perusahaan mereka dan beberapa
oknum driver nakal yang kudu dibenahi, gimana caranya deh tuh.
FYI, di China problem serupa (Taxi
Konvensional Vs Taxi Online) juga lagi hot hot nya tuh. Tapi bedanya driver
Taxi Konvensional disana menyikapinya bukan dengan demonstrasi, justru pihak
management mengajak para driver tsb untuk meningkatkan pelayanan, bersaing
sehat, luar biasa. Yang baik-baik gapapa kan dijadikan contoh.
Mas Alitt juga cerita minggu lalu
naik BlueBird yang drivernya wise, “rezeki Alloh yang atur mas...” gitu kata
pak supir BlueBird. Luar biasa yaa, tapi driver tersebut hari ini pasti lagi
dipaksa sohib-sohib lainnya buat ikut aksi, gak boleh narik, kasian kan
keluarganya :’(
Kalo soal
cari rezeki, semua manusia di bumi ini juga sama kok guys, sama-sama cari
rezeki buat ngelanjutin hidup. Tapi mbok yaaa ndak pake cara yang buruk juga.
Tuhan YME kan nyuruh kita bertebaran di muka bumi, cari rezeki toh, Ndak ada
hal baik yang didapat dengan cara ndak baik guys. Kebebasan itu nyata, tapi
kebebasan tiap makhluk dibatasi sama kebebasan makhluk lainnya, kita harus
saling ngehargain kebebasan masing-masing
toh.
Hehe, maaf
yaa ujung-ujungnya Axa sering bahas soal kebebasan kita dibatasi kebebasan
orang lain. Soalnya kita hidup di semesta ini ndak sendirian guys.
Jagi gengs,
coba deh kita sering-sering merenung hal-hal kecil yang menggambarkan kita
menghargai diri sendiri dan orang lain. Ndak usah yang lebay-lebay gengs.
Contoh, biasain pake helm kalo berkendara motor, biasain kasih sign belok
kiri/kanan misalnya 50 meter sebelom kita belok, jangan semaunya. Biasain baru melaju
pas lampu hijau sudah nyala, jangan masih 5 detik lagi udah klakson klakson
ndak jelas bahkan ngacir nerobos. Memang sih waktu itu berharga, tapi bukan
dengan cara nerobos lampu merah yang cuma hitungan detik itu, kan bisa dengan
cara lain misalnya berangkat dari rumah lebih awal, jadi di jalan ndak perlu
tergesa-gesa, santai aja. Itu bukti kecil kita menghargai diri sendiri dan
orang lain. Ndak susah kan?
Kalo temen-temen,
apa contoh kecilnya? BaPer yuk guys!! Ba-Per
(Bawa Perubahan) =D
0 comments:
Post a Comment