Tuesday 22 March 2016

Let's BaPer

Menghargai diri sendiri dengan cara menghargai orang lain. Mungkin kalimat barusan sengaja Axa pilih untuk menggambarkan keriuhan hari ini guys. Setiap hari memang selalu riuh sih, tapi riuh hari ini bikin Axa menekankan ajakan buat makin makin makin belajar ngehargain diri sendiri, dengan cara menghargai orang lain.
Hari ini Axa mau bahas dua Judul sekaligus, problem pribadi yang Axa alamin di rumah, yang kedua problem masyarakat yang lagi rameeee banget hari ini.
Yang pertama, tau gak sih guys tadi pagi ada yang ngajak debat di twitter dan akhirnya dia blokir Axa gegara tweet Axa tentang Perokok, hey guys pertama; Twitter itu media sosial tempat menyuarakan opini, selama tidak ada unsur kekerasaan, SARA, Axa pikir sah-sah aja, kamupun kalo komen gak setuju juga gapapa kok, kan bebas.
Jadi awalnya Axa ngetweet gini nih guys “Dari kecil sampe sekarang sering (nggak sengaja) kesundut rokok sampe luka, minimal baju bolong. Makanya sebel sama perokok, karena mereka berpotensi merugikan orang lain.Tweet kedua Axa, Axa mendingan punya temen bertatto dari pada perokok, soalnya tattoan itu ndak merugikan orang lain, kalo soal Jahat mah itu bawaan lahir, bukan karena Tatto
Terserah sih mau pro atau kontra dengan Axa, silakan, kita semua bebas beropini kok. Tapi Axa mau luruskan sedikit yang Axa maksud. Kegiatan merokoknya ndak salah kok, bebas. Tapi mbok ya kalian ngejaga orang lain untuk tetap nyaman dan aman. Abang Axa (Ajunk) yang udah 2 tahun meninggalkan rokok akhirnya sekarang merokok lagi. Ndak masalah sih. Apalagi Ajunk ngehargain kebebasan orang, dia hanya merokok di belakang rumah atau di kamar mandi, ndak mengganggu sama sekali.
Dan bersyukurnya, pola dikeluarga Axa emang sudah terbentuk demokratis. Kami boleh protes apabila merasa dirugikan/tidak nyaman dengan sesama kami. Contohnya ; kalo mama merokok disembarang tempat, abu rokoknya kemana-mana krn ndak pake asbak, anak-anaknya boleh komplain, mama ngaku salah, clear. Atau saat mama ngerasa terganggu kalo anaknya ndak langsung cuci piring habis makan/masak, mama boleh langsung komplain, kami ngaku salah, clear. Kuncinya komunikasi, gitu aja. Dan yang jelas menghargai orang lain.
Bagaimana cara kita menghargai diri sendiri terlihat dari cara kamu sangat menghargai orang lain/lingkungan. Be wise, gengs :*
Then, si orang yang blokir Axa di twitter komentar ndak nyambung, “Tapi kalo yang tatto’an itu kan perusak, pengganggu, kriminal, bengis”
Ya Tuhan, ampunin orang yang ngejudge orang tattoan itu kriminal, aamiin. Kan di tweet itu Axa dah bilang, kalo jahat mah bawaan. Ndak ada hubungan sama sekali sama tatto. Wong Axa punya temen tattoan, tapi dia penyayang keluarga banget tuh, penyayang binatang, punya banyak adik asuh yang dia sekolahin, rajin ibadah pula. Lantas, kesimpulan idealis picik itu lahirnya dari mana sih?
Kamu kebanyakan nonton sinetron sampah mungkin, yang mengidentikan tatto samadengan kriminal. Tatto itu menurutku salah satu selera seni aja sih, ndak lebih. Jelas lebih kriminal orang yang sengaja merokok di tempat umum. (maaf yaa Axa ndak ada maksud menyudutkan siapapun disini, kita introspeksi diri masing-masing aja kok)
Contoh kasus pribadi yang real -> Axa tadi pagi komplain ke mama, karena merokok depan kipas angin, baranya terbang ke baju Axa, nggak cuma panas di kulit Axa, tapi baju Axa bolong hiks..hiks.. (itu contoh perilaku merugikan dong, jelas) Kita boleh ingatkan mama untuk nggak ngulangin itu lagi.
Di lain hal, Axa lagi bantu Ajunk nyari studio tatto (temporer) yang oke, nggak ada masalah abang Axa tatto’an, toh nggak merugikan siapa-siapa, apalagi sama sekali nggak ngurangin rajinnya dia beribadah, selera seni orang beda-beda. Bahkan (kalian nggak perlu peduli sih), tingkat rajin ibadah abang-abang Axa lebih baik dibanding temen-temennya yang ndak tattoan (IMHO), jadi apa masalahnya. Axa bukan bagus-bagusin abang2 Axa. Tapi ada kok temen kampus Axa nggak tattoan, nggak merokok, tapi dia sering nyakitin orangtua dan suka main perempuan, bengisan mana cobak? Plis objektif aja lah kita.
Daaaan, ndak usah bicara pahala atau dosa ya gengs. Itu ndak konkrit, urusan kita dengan tuhan masing-masing. Axa ngajak ngebahas hubungan antar sesama manusia aja, saling menghargai. Toh semua agama ngajarin kita berperilaku baik. Segala kebaikan akan berbalik ke kita, begitupun keburukan. Gitu hehehe :*
Masuk ke Problem kedua, berita Nasional
Temen-temen pasti udah denger berita demo besar-besaran para pengemudi taksi reguler di Ibukota. Beritanya dah dari kemarin, eksekusinya hari ini. Dari pagi berbagai ruas jalan Ibukota dibuat macet sama kegiatan demonstran ini. Nggak salah sih, hak untuk menyuarakan aspirasi dengan cara berdemonstrasi itu sudah ada Undang-Undangnya, silakan. Dengan catatan tidak ada aksi vandalis. Nyatanya? Video dan Photo aksi kekerasan para demonstran dari pagi tadi tetap terjadi tuh. Bahkan aksi kekerasan antar sesama pengemudi taksi dari seragam yang sama, alias perusahaan yang sama.
Eits, bentar dulu. Axa lupa info dulu nih tuntutan para demonstran (pengemudi Taksi reguler yang didominasi oleh Bluedbird dan Express, dan mungkin beberapa perusahaan Taksi reguler yang belum terlalu besar). Tuntutannya adalah memblokir atau meniadakan Taksi berbasis aplikasi online.
Meskipun Axa bukan pengguna jasa tetap untuk Taksi Online maupun taksi konvensional seperti Express/Bluebird, jelas Axa kurang setuju sama tuntutan demonstran ini. Ehh justru karena Axa bukan pengguna jasa tetap mereka yah, ada atau nggak adanya tidak begitu pengaruh, jadi dengan ini kalian ngerti dong, Axa beropini sebagai pihak netral, sangat netral. Hehehe!
Lanjut...
Nah, demi meminimalisir egoisme (apalah) Axa mau ngereview statement dari salah satu tokoh yang Axa idolakan (Alitt Susanto). Banyak kok followers Mas Alitt di twitter yang merasa terwakili sama opini doi yang super detail, karena ndak semua dari kalian pake twitter, berikut Axa ketik ulang isi timeline Mas Alitt tentang aksi demo oknum-oknum BlueBird dan Express Taxi.
1.      Berkurangnya demand pengguna taksi Bluebird/Express bukan semata-mata kesalahan Online Taxi, driver taxi kalian juga ada andil kok.
2.    Dulu, saat belum ada Online taksi kami sudah mulai jengah dengan masalah; tarif mahal, supir (sok) nyasar, dan malas nganter rute dekat.
3.    Kami pake taksi utk mempermudah pindah lokasi dgn nyaman & aman. Apa Bluebird/Express merasa memberikan itu?
4.     Semoga Bluebird/Express ndak lupa sering terjadi kasus perampokan penumpang dgn modus kerjasama pelaku sama oknum driver.
5.    Bluebird/Express mendominasi taksi di Indonesia, tapi apa memberikan pelayanan terbaiknya? Yakin dengerin konsumen?
6.    Yg konsumen mau dari taksi : a. Tarif wajar, b. mudah dipesan, c. Driver hafal jalan (kami penumpang, bukan navigator), d. Aman, e.Wangi
7.     Tapi yg kami lihat Bluebird/Express gagal memberikan SEBAGIAN BESAR dari kebutuhan penumpang  di point tadi loh.
8.    Lalu Online Taxi masuk ke bisnis transum. Memberikan apa yg kami butuhkan tadi dengan baik, penumpang pun memilih mereka.
9.    Online Taxi berbasis aplikasi, identitas driver tercatat jelas di aplikasi kami secara online,. Estimasi budget ada, rute jelas, ramah iya, Aman.
10.  Sebenernya kami ndak akan memilih Online Taxi kalo pelayanan mereka tidak lebih baik dari Bluebird/Express kok, sumpah..
11.    Gimana jg kan Bluebird/Express udah jauuuhh lebih dulu ada di bisnis ini. Emg gampang berpindah hati?
12.  Tapi kelakuan oknum driver dan kekurangan Bluebird/express yang gak dibenahi bikin kami mudah berpindah hati ke online taxi.
13.  Konsumen berhak memilih produk yang lebih baik.
14.   Alasan Bluebird/Express menentang online taxi “krn Plat Hitam”, itu cemen banget. Malu buat bilang alasan sebenarnya “krn mereka lebih baik?”
15.  Konsumen GAK PEDULI taksinya Plat Hitam/Kuning/Pelangi. Yg penting jasanya sesuai kebutuhan.
16.  Ini suara konsumen. Kami udah jengah dipaksa pake produk yang gak sesuai harapan kami, kami tak mau dimonopoli.
17.   Cara untuk melawan online taxi adalah dgn pembenahan dalam diri kalian, bukan demonstrasi.
18.  Kalopun kalian menghentikan bisnis online taxi, tapi selama Bluebird/Express tidak membaik pelayanannya, gue milih naik Gojek.
19.  Apalagi demo hari ini, dimana oknum2 driver Bluebird/Express merusak mobil & ngeblokir jalan, gue makin gak simpati.
20. Segala tindakan berbasis & vandalis oknum driver Bluebird/Express hari ini membuat saya takut, ternyata mereka bengis ya.
21.  Sekian pendapat saya (Alitt Susanto)

Wuihhh keren Mas Alitt mewakili suara jutaan orang mungkin yah. Buktinnya buanyakkkk banget yg pro sama ulasan mas Alitt tsb, malah pada ngasih tambahan juga. Axa juga mau nambahin satu nih kebiasaan buruk beberapa oknum driver Bluebird/Express : Kadang mereka nggak mau pake argo, mintanya borongan, apa cobak. Bukannya itu menyalahgunakan aturan dari perusahaan mereka, jelas merugikan konsumen, yuhuuu!!
Kita nggak boleh generalisir, karena nggak semua driver Bluebird/Express itu buruk, -pun driver Taxi online juga ndak semuanya bener. Kita bicara pelayanan perusahaan mereka dan beberapa oknum driver nakal yang kudu dibenahi, gimana caranya deh tuh.
FYI, di China problem serupa (Taxi Konvensional Vs Taxi Online) juga lagi hot hot nya tuh. Tapi bedanya driver Taxi Konvensional disana menyikapinya bukan dengan demonstrasi, justru pihak management mengajak para driver tsb untuk meningkatkan pelayanan, bersaing sehat, luar biasa. Yang baik-baik gapapa kan dijadikan contoh.
Mas Alitt juga cerita minggu lalu naik BlueBird yang drivernya wise, “rezeki Alloh yang atur mas...” gitu kata pak supir BlueBird. Luar biasa yaa, tapi driver tersebut hari ini pasti lagi dipaksa sohib-sohib lainnya buat ikut aksi, gak boleh narik, kasian kan keluarganya :’(
Kalo soal cari rezeki, semua manusia di bumi ini juga sama kok guys, sama-sama cari rezeki buat ngelanjutin hidup. Tapi mbok yaaa ndak pake cara yang buruk juga. Tuhan YME kan nyuruh kita bertebaran di muka bumi, cari rezeki toh, Ndak ada hal baik yang didapat dengan cara ndak baik guys. Kebebasan itu nyata, tapi kebebasan tiap makhluk dibatasi sama kebebasan makhluk lainnya, kita harus saling ngehargain kebebasan masing-masing  toh.
Hehe, maaf yaa ujung-ujungnya Axa sering bahas soal kebebasan kita dibatasi kebebasan orang lain. Soalnya kita hidup di semesta ini ndak sendirian guys.
Jagi gengs, coba deh kita sering-sering merenung hal-hal kecil yang menggambarkan kita menghargai diri sendiri dan orang lain. Ndak usah yang lebay-lebay gengs. Contoh, biasain pake helm kalo berkendara motor, biasain kasih sign belok kiri/kanan misalnya 50 meter sebelom kita belok, jangan semaunya. Biasain baru melaju pas lampu hijau sudah nyala, jangan masih 5 detik lagi udah klakson klakson ndak jelas bahkan ngacir nerobos. Memang sih waktu itu berharga, tapi bukan dengan cara nerobos lampu merah yang cuma hitungan detik itu, kan bisa dengan cara lain misalnya berangkat dari rumah lebih awal, jadi di jalan ndak perlu tergesa-gesa, santai aja. Itu bukti kecil kita menghargai diri sendiri dan orang lain. Ndak susah kan?
Kalo temen-temen, apa contoh kecilnya? BaPer yuk guys!! Ba-Per (Bawa Perubahan) =D

0 comments:

Post a Comment

 

Iftitah Axa Template by Ipietoon Cute Blog Design