Friday 31 March 2017

Resignation


Ini menjadi resignation kedua di hidup gue. Pertama resign dari pekerjaan setelah hampir 3 tahun di Cileungsi. Lalu ini adalah resign kedua, setelah sekian waktu di Bijak Bogor.
Yang jelas dari segala jenis perpindahan, salah satu yang bikin malas adalah proses berkemas, berbenah, kemudian pindah dan adaptasi di jenis kehidupan baru apapun itu. Semua hal yang menjebak kita dalam zona nyaman, yang indikasinya itu. Kita jadi terlalu hati-hati dan urung ambil resiko.
Sama seperti sebuah hubungan relationship, anggaplah pacaran. Tidak sedikit orang yang terlalu maksa tetap tinggal di suatu hubungan yang tidak sehat, entah pasangan yang over protect, abusive, dan apa saja lah. Tidak sedikit dari kita yang enggan bikin keputusan untuk change the route. Alasannya kebanyakan sama; sudah terlanjur nyaman. Nyaman di hubungan yang gak sehat? Mana mungkin. Yang ada kita itu malas berkemas, berbenah, dan adaptasi lagi dengan hubungan baru. That’s it.
Eh itu berdasarkan pengalaman sekitar, yang gue rangkum aja ya. Gak ada maksud mengeneralisir. Toh gue ngerti setiap orang punya point of view masing-masing yang dilatarbelakangi oleh berbagai kejadian pengalaman, dll.
Bicara soal berkembang pun, masih ada kaitannya dengan kegiatan-kegaiatan baru yang gue lewati beberapa waktu belakangan ini. Setelah kira-kira setahun jadi ketua PR di komunitas cewek-cewek yang doyan main ke gunung, di tahun ini gue tergabung di komunitas psikologi gitu. Salah satu bidang yang gue seneng dari jaman sekolah. Tapi berhubung kuliah psikologi itu urutan kedua termahal setelah kuliah kedokteran. Yaa duitnya teuing dari mana, hehe. Tapi dari gabung dengan komunitas ini, sedikit banyak gue dapetin ilmu-ilmu yang dari dulu gue penasaran. Gue ngerasa semua yang terjadi di muka bumi ini berkaitan sama apa yang dipikirkan manusia. Makanya jelas ilmu psikologi itu sangat penting, dan menyenangkan untuk dipelajari. Tentang jalan pikiran manusia, salah satunya. Kan Allah berfirman; “Aku adalah apa yang hambaku pikirkan”. Yap.. tuhan aja bilang gitu. Semua yang terjadi itu berawal dari pikiran manusia, meskipun yang menentukan tetap Tuhan oge ceunah.
Seru aja, belajar soal asal muasal belief kita, pengaruhnya ke fisik gimana. Belajar analisa tulisan tangan, belajar persuasi, belajar ngebaca jalan pikiran orang, dan banyak lagi. Semoga dompet ngedukung terus buat belajar ini belajar itu. Karena menuntut ilmu itu salah satu ajakan Nabi Muhammad SAW, “tuntutlah ilmu hingga ke negeri cina.”
Dan lagi belajar itu gak harus formal di lembaga. Belajar itu bisa dari mana aja. Dari alam misalnya, ke gunung, ke laut, ke Goa, ke hutan, dan banyak lagi media belajar. Semoga kita termasuk orang-orang senantiasa rendah hati dan selalu ingin belajar. Hanya orang-orang sombong nan ngerasa hebat yang malas belajar. Keep learning and spread the spirit!!
Ngomong-ngomong kenapa pembicaraan gue nyimpang dari judul postingan ya?! Hehe. Gakpapa, yang penting jomblo~
Bicara soal resign. Resign kali ini (pun) bikin seluruh warga kantor gue heboh rame. Terutama supervisor gue. Doi riskan banget kalo jobdesk gue selanjutnya dikerjakan sama orang lain lagi. Mungkin karena Bu Hesti sudah klik dan terlanjur percaya sama gue. Karena kerjaan gue sifatnya rahasia (ngitung gaji, lembur, bpjs, dll) pokoknya berhubungan sama database karyawan oge. Makanya doi riweuh begitu gue menyodorkan surat resign. Nah itu, kenapa gue tadi bahas soal ‘Terlanjur Nyaman’. Yang dialamin bu hesti ke gue itu slah satu bentuk terlanjur nyaman. Doi bahkan menawarkan gue cuti satu bulan karena dia rasa gue mungkin jenuh. But, life must go on. Gue sempet meleleh sama tawaran cuti sebulan. Lah gue mah apa atuh. Makanya kaget sebegitunya ditahan. Bahkan sama kepala unit LC ini. Hmm, lagi lagi gue sedang proses belajar konsisten sama apa yang gue pilih. Makanya dengan penuh pertimbangan gue jawab tidak. Saya tetap dengan pilihan saya. Because we are the decision maker, so make your own. Itu yang sering gue bilang untuk diri gue sendiri. Hoah~
Lastday gue tanggal 20 April 2017 di kantor ini. Masih ada waktu sekitar sebulan untuk serah terima yang rapi. Itu salah satu bentuk tanggung jawab yang harus diselesaikan. Semoga ini pilhan tepat (lagi).

0 comments:

Post a Comment

 

Iftitah Axa Template by Ipietoon Cute Blog Design